Penting Ga Sih?

Oktober 16, 2019


Sadar atau tidak, ada beberapa kecakapan hidup yang kadang dianggap remeh tapi sebetulnya sangat penting. Mungkin bagi sebagian orang menganggap kemampuan itu adalah hal biasa seperti layaknya ikan mampu berenang atau burung mampu terbang. Tapi untuk sebagian yang lain seperti saya misalnya, kecakapaan tersebut bukan suatu hal yang mudah dilakukan atau bukannya tak mampu, tapi punya berbagai pertimbangan untuk bisa melakukannya. Apa sajakah itu?

Saya, Tifanny,  yang cupu dan agak kuper ini ingin memberikan 2 contoh kecakapan dasar dalam menjalani kehidupan sehari hari dan solusi atau cara ngeles jika ada yang memaksa untuk menguasai hal tersebut seketika. (Sebetulnya ini juga sekaligus curhat saja :v)

1. Mengendarai Sepeda Motor

Jalanan saat ini benar benar padat dipenuhi berbagai jenis kendaraan bermotor. Bahkan menurut data yang dihimpun oleh pusat statistik, setidaknya telah tercatat pengguna sepeda motor di Indonesia sudah mencapai 113 juta lebih di tahun 2017. Nah sekarang sudah tahun 2019, dalam kurun waktu dua tahun, pasti sudah ada peningkatan jumlahnya bukan? Kira kira apa sih yang jadi penyebabnya? Kalau menurut saya pribadi, tentu anggapan bahwa kemampuan mengendarai motor adalah hal yang wajib dikuasi oleh seseorang menjadi salah satu sebabnya. Kendatipun keharusan itu tidak tertulis secara resmi di perturan manapun. Hanya saja, memang berbagai aktivitas saat ini akan terasa lebih mudah bila kita bisa berkendara sendiri. Mengantar anak ke sekolah, berangkat kerja atau kuliah, bahkan berangkat merumput saat ini orang orang di pelosok desa lebih memilih mengendarai sepeda motor ketimbang mengayuh sepeda. Iming iming cicilan ringan kredit motor membuat siapa saja mampu memilikinya. Rasanya, sepeda motor saat ini peranannya sudah macam sepeda onthel di jaman dulu bagi kehidupan saya saat masih anak anak. Barang siapa yang sudah beranjak remaja harus bisa mengendarai sepeda. Kalau tidak, terimalah akibatnya untuk jadi bahan ejekan. Selain beban psikologis berupa ejekan, akibat tidak bisa naik sepeda motor adalah kemana mana harus naik kendaraan umum atau mengandalkan kawan yang mau nebengin. Padahal untuk naik angkot terkadang jadwal keberangkatannya tidak bisa diperkirakan. Tentu saja menunggu adalah hal yang membosankan dan menyebalkan. Terlebih saat harus bergegas ke tempat tujuan. Betapa hidup lebih mudah jika kita bisa mengendarai sepeda motor. 

Ha! Tapi sekarang tidak perlu risau. Sebab diantara melonjaknya jumlah pengguna sepeda motor, jumlah pengendara ojek pun ikut melonjak. Terlebih saat ini dengan layanan ojek daring. ahhh hahaha.. Sekarang, tak perlu khawatir menunggu tebengan atau kelamaan nunggu angkot. Semudah dan secepat memesan melalui ponsel pintar digenggaman, saya rasa kecakapan hidup mengendarai sepeda motor bisa dicoret saja dan tidak akan pernah menggaggu pikiran saya lagi. Meskipun saat ini ada motor matic yang lebih mudah pengoperasiannya, saya tetap merasa enggan untuk berkendara sendiri. 

2. Memasang Regulator Gas

Saat sedang asyik masak tiba tiba nyala api mendadak kecil, padahal saya tidak menyentuh pemantiknya sama sekali. Ah... tanpa saya sadari gas sudah habis dan harus diganti dengan yang baru. Adalah perkara mudah dan sepele bagi ibu ibu atau sesiapa saja yang sudah biasa melakukan pekerjaan ini. Namun bagi saya yang masih khawatir jika terjadi hal buruk, keharusan melepas dan memasang kembali regulator gas pada tabung menjadi perkara yang sangat pelik. Terlebih saat mengingat beberapa kejadian yang kerap melintas di siaran berita berkaitan dengan gas LPG.  Ledakan dan kebarakan akibat gas LPG menjadi berita langganan di televisi maupun koran. Bayang bayang itulah yang membuat saya, atau beberapa orang di luar sana yang sedikit trauma, akan menyerahkan urusan ini pada orang lain. Namun, apa jadinya jika di rumah sedang sendirian, tidak ada orang lain yang dimintai bantuan? Apakah hari itu tidak akan ada masakan yang bisa disantap saat anggota keluarga sudah pulang kerumah? Padahal "lu rese kalau lagi laper" haha. 

Hadehh... Kenapa harus pusing? Lagi lagi semua jawaban ada di genggaman. Urusan tak bisa masak karena gas habis dan belum bisa ganti gasnya bisa diatasi dengan memesan makanan melalui layanan pesan antar. Beres! hahaha Hidup memang sudah selayaknya tidak usah dipersulit dengan hal hal remeh. Saat ini saya bisa punya jawaban menarik jika dipaksa harus bisa memasang regulator gas. 

Kendati demikian mari kita sejenak merenung, teruntuk diri saya sendiri khususunya. Karena memang sesungguhnya tulisan ini menjadi suatu bentuk refleksi diri. Apa yang sebetulnya mendasari seseorang tidak mampu melakukan sesuatu? Apakah ia bodoh? Sebetulnya tidak. Apapun bisa dikuasi, asalkan orang tersebut punya niat dan tekat kuat. Selain itu pahami apa alasan utama ketika seseorang tak punya sedikitpun niat atau hasrat melakukan sesuatu. Mungkin ada sebuah kekhawatiran atau ketakutan. Seperti saya yang takut jika ada hal buruk terjadi saat memasang regulator gas. Sebetulnya mungkin saya tidak akan mengalami kesulitan saat melakukannya jika saya bisa menangani ketakutan dan kekhawatiran saya terlebih dahulu. 

Pilihan untuk menghadapi dan melawan ketakutan adalah urusan personal yang orang lain tidak bisa ikut campur. Sekeras apapun orang lain mencoba memberi motivasi bila seseorang tak bisa menghadapi ketakutannya sendiri, kalimat dorongan dan motivasi justru berubah menjadi hal yang membuatnya merasa semakin tertekan. Maka pilihan yang terbaik adalah mengambil jalan lain sebagai solusi ketimbang harus menghadapi ketakutan. 

Piye yen jaremu lur? 
Dan kira kira kecakapan dasar apa yang terdengar mudah tapi tak semua orang dapat melakukannya? ^^

sumber foto: unsplash.com

You Might Also Like

1 Comments

  1. Memang motivasi terbesar untuk keluar dari ketakutan itu ya harusnya datang dari dalam diri sendiri sih, bukan orang lain.

    Kalau saya.. kemampuan yang menurut saya penting tapi suka disepelekan orang lain adalah menulis sesuai kaidah penulisan yang baik dan benar. Orang-orang mungkin tidak peduli, tetapi saya sangat. Setiap detailnya saya perhatikan dan pelajari. Bagi banyak orang sih enggak penting, tapi buat saya sangat. Duh, diulang mulu. Wkwk

    BalasHapus

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling