dari unsplash.com

Hampir tak terhitung banyaknya judul blog yang pernah saya pakai sejak saya memutuskan untuk membuat blog. Berbagai macam alasan mendasari saya untuk mengganti judul. Salah satunya adalah rasa bosan. Kacau. Sengawur itu saya memutuskan. Sampai akhirnya beberapa waktu lalu saya merasa cukup percaya diri dengan nama blog yang saya pakai kemarin. Namun beberapa bulan terakhir ini saya kembali merenung soal nama blog yang lama lama terdengar sangat norak. Saya memikirkan beberapa judul sebagai gantinya. Namun saya kembali merasa galau saat mengingat sudah cukup lama saya memakai nama Aksara Serat dan saya merasa beruntung karena salah satu personil band kesukaan saya sempat menyebut blog tersebut di caption kiriman Instagramnya. Ia berterima kasih atas tulisan saya yang memuat rangkuman perjalanan mereka saat tampil di Exposure YK. Dari situ saya merasa nama Aksara Serat cukup hoki. Tapi terlalu norak. Saya sudah telanjur memakainya. Maka mungkin satu satunya pilihan adalah saya harus menjalani kenorakan ini dan berdamai dengannya. Lilo legowo, nrimo saja?

Bukan Tifanny kalau hal yang tak terlalu penting ini jadi sumber kegalauannya. Tapi kalau dipikir pikir ya penting juga sih. Bagi saya blog merupakan medium untuk menjaga diri saya agar tetap waras. Setelah rutinitas keseharian yang cukup melelahkan, saya perlu bersenang senang, melakukan apa yang menjadi hobi saya. Menuangkan isi pikiran yang terlalu riuh ini. Jika medium itu justru membuat saya merasa tak nyaman, bagaimana saya bisa mendapatkan kesenangan? Hmmm kan.. rumit.

Akhirnya saya memutuskan untuk mengganti alamat dan judul blog saya. Saya harus pastikan bahwa pemilihan nama kali ini jangan sampai membuat saya bosan dan merasa norak menyandangnya. Maka keputusan saya kali adalah menampilkan nama sendiri. Tifanny adalah nama yang sudah saya gunakan sejak saya mengenal dunia maya dan mempunyai beberapa akun media sosial. Nama tersebut adalah ide dari kakak saya yang waktu itu turut membantu mempersiapkan perlengkapan MOS SMA. Saya diharuskan membawa papan nama yang terdiri dari tujuh huruf. Setelah mengutak atik nama panjang, didapatlah Tifanny. 

Sebagai personal branding, saya sudah menggunakan nama heytifanny di akun Instagram dan Twitter. Saat saya memutuskan untuk kembali ke dunia twitter pada awal 2018, nama heytifanny awlanya tidak tersedia. Baru pertengahan tahun 2019 saat iseng mengganti username dengan heytifanny ternyata nama itu sudah dapat saya gunakan. 

Mengapa judul blog ini tidak sekalian saja pakai heytifanny? Entahlah.. saya merasa kurang cocok. Lagi pula alamat dengan heytifanny (n dua) sudah ada yang pakai. Lantas saya menggunakan tambahan Lituhayu semacam menjadi nama belakang. Sebetulnya itu bukan nama asli saya. Saya hanya mengagumi kata dan artinya. Dan semoga saja saya memang demikian. Tifanny Lituhayu. :v Sekadar informasi, Lituhayu merupakan sebuah kata dari bahasa Jawa Kuno yang berarti cantik rupawan. 

Terima kasih untuk kawan kawan yang hari ini telah tiba di rumah baru saya. Saya sangat menyayangi kalian yang sudah rela meluangkan waktu untuk mencari saya. Mungkin kawan sudah berkunjung ke rumah lama Serat Aksara dan membaca sebuah pengumuman kecil yang kemudian mengantarkan kalian kemari. Terima kasih sekali lagi.

Tifanny Lituhayu
Temanggung, 14 November 2019