Ngabuburead
Maret 29, 2024Tak seperti hari kemarin Jumat pagi begitu cerah dan hangat. Saya menjadi cukup tenang dan percaya saja cuaca cerah ini akan bertahan hingga petang datang. Sebab hari ini saya ingin sekali mengikuti acara ngabubu-read dengan teman teman TBP. Namun tanpa diduga tepat pukul tiga saat seharusnya saya sudah bersiap untuk meninggalkan rumah, tiba tiba hujan turun cukup deras. Saya jadi ragu mengingat tempat yang dipilih merupakan area terbuka yakni Taman Pancasila dekat Tugu Jam Temanggung. Saya pantau obrolan di grup ada yang sudah di jalan dan terjebak hujan. Kami berdiskusi mengenai tempat yang sekiranya dapat dijadikan alternatif.
Saya ragu apakah akan berangkat atau tidak. Lagipula setengah empat saya baru saja selesai menyuapi Bening makan padahal acaraa dimulai pukul tiga sore. Pukul empat meski saya dan Bening sudah rapi, saya masih menatap penuh ragu ke arah jendela yamg masih gerimis tipis.
Tak selang beberapa lama meski masih sedikit gerimis saya memutuskan untuk meninggalkan rumah bersama Bening. Menjadi hal yang merepotkan saat tangan kiri memegang payung sementara itu tangan kanan harus menggandeng Bening. Memastikannya tidak kehujanan meski saya menggenggam gagang payung di sisi yang berbeda. Sebelum berangkat saya baca ulang chat di grup mengenai lokasi dimana teman teman sudah berkumpul. Rupanya mereka memilih sebuah kedai bernama Linus. Bagus! Pikir saya. Lokasinya justru tidak terlalu jauh.
Tiba di kedai beberapa sudah berkumpul dan menyambut kami dengan wajah cerah meski cuaca mendung. Lebih tepatnya mereka menyambut Bening sih. Wkwk. Sejak kami bergabung, Bening memang sudah mengalihkan perhatian dengan segala tingkah polahnya. Sejujurnya kami jadi sulit berkonsentrasi untuk membaca wkwk. Terlebih saya yang harus membagi perhatian dan fokus. Hmmmm...
***
Ada dilema tersendiri ketika saya mendatangi acara TBP. Disatu sisi saya senang karena menemukan sebuah komunitas baca disaat semangat membaca saya kembali lagi. Namun di sisi lain waktunya seperti kurang tepat juga karena saya masih disibukkan dengan rutinitas mengasuh toodler yang sedang aktif. Selain itu mengingat teman teman di sana juga kebanyakan masih muda. Kalaupun seumuran ya mereka masih bujang. Saya sempat berpikir, kayanya ini sudah bukan waktu saya deh...
Ketika berada di tengah-tengah mereka yang hangat dan menyenangkan, saya merasa terselamatkan dari keseharian yang sepi dan hanya berkutat pada hal yang sama. Meski saya bisa mengisi kekosongan dengan membaca, mendengarkan orang lain berbicara dan berbagi isi pikiran rasanya menyenangkan. Saya belum pernah merasa senyaman ini dan berkumpul bersama orang orang dengan minat yang sama. Kalau secara online sih alhamdulillah sering dan masih bertahan juga pertemanannya.
***
Meski saya tak lagi muda dan punya prioritas berbeda dengan anak anak muda itu, saya ingin tetap berada di antara mereka. Saya ingin menepiskan rasa terasingkan. Saya ingin jadikan semangat mereka sebagai energi. Usia seharusnya jangan sampai jadi penghalang. Jika memang di usia kepala tiga ini saya bisa menjadi pribadi yang sedikit berbeda dari sebelumnya kenapa tidak? Terlebih jika menjadi lebih baik. InsyaAllah. Karena kegiatan TBP hadir sebenarnya memang untuk generasi Bening saya harap bisa membersamai anak anak ini nantinya. Aamiin.
0 Comments