Mempelajari Cetak Biru Cinta
Maret 14, 2024Akhir tahun 2023 kemarin saya mengikuti PO buku Cetak Biru Cinta yang ditulis oleh kak Zahwa Islami. Sebelumnya karena tanpa sengaja menonton sesi live Instagram mba Kalis bersama kak Zahwa dan kak Risky yang membahas seputar buku tersebut. Sayapun jadi sangat tertarik dengan pembahasannya.
Sebagai lulusan Psikologi Klinis UGM, Cetak Biru Cinta ini terlahir juga karena tesis kak Zahwa Islami. Nah kali ini saya ingin membahas pengalaman membaca buku ini.
Judul: Cetak Biru Cinta: Keluarga, Pengabaian, dan Relasi Romantis Idaman
Penulis: Zahwa Islami
Penerbit: Akhir Pekan
Cetakan Pertama: Desember 2023
Halaman: xviii + 160 halaman
ISBN: 978-623-09-6716-0
Selama ini saya selalu berasumsi pola asuh selalu turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Ketika saya merasa mendapatkan pola asuh yang menurut saya kurang baik, ada ketakutan tersendiri saat saya memiliki anak dan khawatir menjadi orang tua yang toksik. Tidak hanya itu, saya sadar bahwa terkadang mulut saya juga terlalu jahat kalau sedang marah dengan suami karena didikan bapak. Lewat buku ini segala asumsi dan kekhawatiran saya terjawab satu satu.
Seseorang bisa menyadari apa yang dilakukan oleh orang tua mereka itu menyebalkan, tapi mengapa secara tidak sadar sering kali sikap itu dibawa dan diterapkan pada pasangannya sendiri?
Cetak Biru Cinta hal. 7
Nah baru halaman awal saja saya sudah merasa dibaca pikirannya. Ternyata sebab dari masalah yang saya alami ini ada hubungannga dengan pola asuh orang tua. Ada yang dinamakan kelekatan (attachment). Kelekatan ini berawal dari hubungan seorang bayi dengan ibunya. Bahkan kelekatan ini sudah terjadi ketika seorang perempuan mengandung. Selain itu kelekatan juga terbentuk dari pola asuh orang tua dalam tiap tahapan hidup seseorang yang akan sangat berpengaruh hingga dewasa dan bagaimana ia menjalani relasi romantisnya di kemudian hari.
Tentu kalian megenal beberapa teman atau bahkan mungkin kamu atau pasanganmu, menganggap bahwa relasi romantis bukanlah prioritas. Sedangkan bagi yang lain, relasi romantis dengan pasangan dapat menjadikan dirinya lebih utuh. Ternyata hal itu berkaitan dengan tipe kelekatan tiap orang.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa, ketika seseorang yang dalam tahapan perkembangannya tidak memiliki secure attachment yang terbentuk dari pola asuh positif orang tua seperti diberi ruang tumbuh kembang yang aman, responsif serta mendukung kemandirian, orang tersebut akan memiliki kelekatan insecure. Nah kelekatan insecure ini dikategorikan lagi menjadi 2 tipe:
1. Avoidant Attachment
Seseorang dengan kecenderungan tipe kelekatan ini terbentuk dari pola asuh orang tua yang abai dan berjarak dengan anaknya. Misalnya tidak pernah ada kontak fisik bahkan kata kata penyemangat. Seseorang yang tumbuh dengan pola asuh semacam ini ketika dewasa sering kali menganggap bahwa relasi romantis bukanlah prioritas. Ia juga merasa tetap bisa utuh dan melakukan berbagai hal sendirian dan terkesan tak membutuhkan kehadiran orang lain.
Sisi positifnya jarang sekali orang dengan tipe kelekatan ini terjebak toxic relationship. Namun sisi buruknya, ia akan lebih memilih menghindar untuk berkonflik dengan pasangan karena ia menganggap hanya akan memperburuk relasi mereka. Padahal dengan berdiskusi akan memungkinkan kita untuk menemukan solusi bersama, bukan?
2. Anxious Attachment
Kamu merasa khawatir jika sendirian? Kamu merasa membutuhkan seseorang untuk selalu menemanimu dengan begitu kamu akan merasa utuh? Maka perlu ditahui bahwa kamu punya tipe kelekatan pencemas.
Tipe kelekatan ini timbul dari pola asuh orang tua yang tidak konsisten hadir dalam kehidupan anak dan tidak responsif. Sisi negatif dari pemilik tipe kelekatan pencemas ini seringkali terjebak dalam relasi yang toksik. Demi hubungannya tetap berjalan baik ia senantiasa memaklumi kesalahan kesalahan pasangan dan sikap sikap manipulatifnya. Namun sisi positifnya adalah ia lebih eskpresif mengungkapkan perasaannya dan lebih proaktif menanyakan kabar si dia.
Dalam buku ini juga dijelaskan, pengalaman sulit di masa kecil juga sangat berpengaruh pada seseorang dalam melihat sebuah hubungan serta bagaimana ia meregulasi emosinya.
Pengalaman sulit terbagi menjadi beberapa jenis. Seperti yang sudah kita ketahui, pengalaman sulit yang cukup jelas membekas adalah kekerasan fisik dan atau kekerasan seksual yang pernah dialami. Namun ternyata ada hal lain yang termasuk dalam kategori kekerasan yang mengakibatkan seseorang mengalami pengalaman sulit di masa kecil:
a. Kekerasan Emosional dan Psikologis
Misalnya: penolakan, dicemooh, dipermalukan di tempat umum, mengisolasi dan memutus interaksi anak dengan sosial
b. Pengabaian Emosional dan Psikologis
Misalnya: tidak pernah memberi apresiasi, menjauhkan diri dari anak
c. Pengabaian Fisik
Misalnya: ketidakmampuan orang tua memberi kebutuhan dasar anak (nutrisi, baju, tempat tinggal dan pendidikan)
d. KDRT antara orang tua yang disaksikan oleh anak
Saat hendak menjalin hubungan atau memilih pasangan, kita selalu punya pemikiran bahwa masa lalunya tidaklah penting, sebab dalam menjalin hubungan baru masa kini dan masa depanlah yang penting. Tidak salah kok punya pemikiran seperti itu. Namun penting untuk mengetahui bagaimana masa lalu seseorang berkaitan dengan hubungan dengan orang tuanya dan bagaimana pola asuh yang ia dapat. Selain itu membicarakan masa sulit dan trauma yang dialami juga tak kalah penting untuk diketahui satu sama lain.
Saya tahu bahwa membicarakan trauma masa kecil adalah hal yang sangat sulit. Namun sejauh apapun kita menghindar, sekeras apapun kita melupakan, hal itu akan tetap memiliki pengaruh dalam kehidupan kita ketika dewasa.
Kita perlu menyadari bahwa kita memiliki luka. Dengan menyadarinya perlahan kita akan mampu menerima dan diharapkan punya kesadaran pula untuk pulih. Menurut kak Zahwa kita tidak perlu terlebih dahulu pulih dengan luka luka di masa silam. Namun ketika hendak menjalani hubungan kita punya komitmen yang sama dengan pasangan: memulihkan diri dan berubah menjadi pribadi lebih baik untuk menjalani relasi romantis yang sehat.
Dulu sulit bagi saya untuk mengungkapkan perasaan. Hal hal apa saja yang membuat saya merasa terganggu dan tidak nyaman yang dilakukan suami. Saya hanya bisa diam dan bersikap dingin padanya dengan harapan ia dapat sadar akan kesalahannya. Namun saya justru semakin terpuruk dan merasa kesepian.
Saya mencoba mengkomunikasikan hal hal yang mengganggu pikiran dan perasaan baik itu yang berkaitan dengannya atau hal hal lain. Saya mencoba dengan cara yang paling nyaman bagi saya: menulis surat. Awalnya suami merasa aneh dan canggung. Namun ia juga belajar untuk menghargai saya dan memahami. Saat ini saya tidak lagi ragu untuk mengatakan secara langsung jika ada masalah yang mengganjal. Kami akan mendiskusikannya dan mencari solusi. Awalnya saya sangat takut pada konflik dan berbicara empat mata membicarakan hal serius terutama terkait hubungan kami. Saya merasa tidak nyaman dan tiba tiba menangis di tengah percakapan. Namun perlahan ternyata dengan diskusi dan mengungkapkan perasaan, saya juga belajar meregulasi emosi yang kemungkinan dulu ketika kecil belum berhasil saya lakukan. Penting juga untuk menekan ego. Memahami hal hal yang membuat pasangan nyaman dan mencoba saling memberikan bahasa cinta yang pas untuk masing masing bisa mengeratkan lagi relasi romantis.
Cetak Biru Cinta juga dilengkapi dengan kuesioner yang dapat membantumu menyelelami tipe kelekatan yang kamu miliki. Ada juga beberapa tugas yang bisa pembaca kerjakan. Buku ini selain memberi wawasan juga sangat seru dan interaktif.
Saya sangat merekomendasikan buku ini, bagi kalian yang mungkin sedang bimbang menentukan dengan siapa kalian ingin menjalin relasi romantis. Atau merasa sudah menemukan seseorang yang sesuai tapi masih ragu untuk menapaki jenjang yang lebih serius? Bagi pasangan yang sudah menikah dan bahkan punya anak buku ini juga sangat cocok untuk dibaca.
0 Comments