Ahad Selo di The Cabin Coffee Bar
April 16, 2019Setelah puluhan purnama, akhirnya kami berjumpa juga. hmmm... entah kapan terakhir kami saling melambaikan tangan untuk perjumpaan sebelum ini, saya lupa. Yang saya tahu, beberapa rencana bertemu tinggal sebagai wacana. Maka, ketika sepekan sebelum saya pulang kampung, saya sudah meminta teman saya, Ajeng memberikan satu hari Ahad yang selo untuk dapat bertemu. Tanggal merah dan pekan pertama sudah ada jadwal. Maka tanggal 14 kami berencana untuk bertemu. "please kosongin jadwal ya cuy.." begitulah pinta saya
Alhamdulillah, pagi pukul setengah delapan 14 April, saya sudah berangkat menuju Magelang. Dari Temanggung saya naik bus antar kota jurusan Wonosobo Magelang. Sesuai dengan estimasi perjalanan, 45 menit kemudian saya tiba di titik rencana pertemuan kami. Karena dari Kajoran (rumah Ajeng) ia berkendara sepeda motor, maka saya hanya perlu menunggu di depan mini market di daerah Menowo, Kota Magelang. "Sorry, Tempuran macet. Telat kih..." demikian pesan yang ia kirimkan melalui Whatsappnya. Saya agak senewen waktu itu karena disana saya sendirian dan mendapatkan tatapan selidik dari dalam minimarket. Menit berlalu dan setelah lewat satu jam, akhirnya Ajeng datang juga. Mengendarai motor matic, tatapan mata yang agak nanar, dan tanpa senyum ia memasuki area parkir mini market. Begitu melihat saya, tawanya pecah. Ia terlihat agak lelah, mungkin karena sedikit kegerahan.
Setelah berbincang ringan dan bertukar kabar, saya duduk di belakangnya dan mengenakan helm yang sedari tadi saya simpan di ransel. Rencana awal, kami ingin sekali mengudap es krim disebuah kedai es krim sekitaran Menowo. Namun begitu sampai di tempat itu, Ajeng agak ragu sebab tempatnya sudah berubah dari yang dulu pernah ia sambangi. Maka dari itu kami beranjak dari tempat itu menuju mini market lain. Disana kami berdiskusi, kemana kami akan pergi. Akhirnya pilihan tertuju pada sebuah kedai kopi di daerah Jalan Ikhlas. Setelah saya melihat ulasan singkat di internet mengenai kedai tersebut, saya setuju.
Kami bedua sampai di sebuah kedai kopi yang bernama The Cabin Coffee Bar. Kedai ini terletak di Magelang Selatan, tepatnya di Jl. Ikhlas No. 39-40 Magersari, Kota Magelang. Bagian depan nampak sebuah jendela dengan frame yang kokoh berbahan alumunium. Lantai dasar dari The Cabin digunakan sebagai dapur. Dari pintu masuk, pengunjung akan langsung disambut oleh tangga besi bercat hitam menuju lantai dua. Di lantai dua ini merupakan area utama dari The Cabin Coffee Bar. Konsep utama dari desain interiornya saya melihat gaya Industrial. Penggunaan bata ekspos untuk dindingnya, furnitur kayu unfinished dan pengaplikasian frame jendela berbahan alumunium serta warna warna monokromatik menjadi unsur utama Kedai ini. Untuk lantainya, menggunakan papan kayu yang juga terlihat unfinished. The Cabin Coffee Bar secara keseluruhan terlihat begitu hangat, nyaman dan tenang. Jendela yang cukup lebar di sisi bangunan bagian belakang, memperlihatkan pemandangan hutan pinus Gunung Tidar. Karena posisi Kedai ini boleh dibilang sedikit jauh dari jalan raya utama, nuansanya pun cenderung tenang dan minim suara bising.
Pengunjung The Cabin Coffee Bar bisa memilih tempat favorit, dibagian dalam, maupun di balkonnya yang cukup luas. Area dalam dan balkon dipisahkan dengan sebuah pintu kaca yang cukup lebar yang menggunakan frame dari bahan baja ringan yang cukup kokoh. Beberapa furnitur seperti meja kayu dan bangku tersusun rapi. Tanaman gantung maupun tanaman dalam pot berjajar rapi di tepinya. Dari segi desain interior, The Cabin Coffee Bar menyajikan sebuah tempat nongkrong yang sangat nyaman dan artistik.
Menu yang ditawarkan cukup beragam. Mulai dari paket sarapan hingga menu sehat yang lengkap dengan rincian kalorinya. Menu minuman juga cukup beragam dengan menu utamanya kopi. Bagi pengunjung yang kurang menyukai kopi, ada minuman lain seperti coklat dan matcha latte.
Kendati kami berkunjung pada hari Ahad pukul 10 pagi, tempat ini masih cukup sepi. Hanya ada sepasang pengunjung duduk di pojok dan sepasang duduk di area balkon. Semula saya dan Ajeng ingin duduk disana juga, tapi udara agak panas. Maka setelah memesan minuman dan makanan, kami memutuskan untuk memilih duduk di dalam, disebelah rak yang memuat barang barang unik sebagai pajangan.
Menu yang kami pilih adalah Baked Butter Chicked and Rice yang bagi saya adalah nasi ayam dengan keju mozzarella leleh diatasnya. Lalu untuk minuman saya memesan Iced Coffee Latte dan Ajeng memesan Iced Chocolate. Hmmm dengan keberadaan kami disini, sepertinya kami mengalami kenaikan kasta tempat nongkrong. Haha. Dulu kami tak jarang duduk di emper mini market sembari menikmati jajanan es krim, cilok, dan makanan ringan lain, kini kami menikmati sajian yang bahkan untuk mengucapkannya susah. Hahaha setidaknya bagi saya. :v Namun, terlepas dari itu semua, kami masih dua orang yang sama. Bertukar cerita apa saja, membicarakan hal hal yang selama ini terjadi selagi kami tak bisa bersua, dan tentu saja berfoto.
Semalam sebelumnya saya sempat merasa tak enak hati karena tak sengaja membahas sesuatu yang ternyata cukup sensitif baginya. Dan saya menyesal akan hal itu. Beruntung, teman saya ini meski sudah agak nge gas tapi bisa segera ngerem dan ganti jalur aman bebas hambatan. Kami kembali santai.
Jika boleh jujur, saya tentu akan senang menghabiskan sepanjang waktu akhir pekan saya di The cabin Coffee Bar. Tempatnya sangat nyaman dan waitersnya sangat ramah serta cekatan. Hanya saja, jika bicara soal menu dan harga makanannya, saya kurang cocok. Ah sungguh saya lebih cocok dengan makanan yang lebih Indonesia hahaha. Baiklah saya memang udik~
Karena dirasa sudah cukup dan memang makanan serta minuman sudah habis, kami beranjak ke tujuan sekanjutnya: Toko Buku Jendela. Saya berencana untuk membeli pembatas buku. Tiba di toko buku saya dibuat bingung dengan buku buku bagus yang masih dalam wishlist. Namun karena terlalu banyak buku bagus ini bagus itu bagus, akhirnya saya tak membawa pulang satu buku pun. Karena memang tidak diniatkan, ya sudah...
Kami pun segera menuju Masjid Agung karena telah tiba waktu Dzuhur. Selepas sholat, kami duduk santai sambil menikmati salad buah yang saya bawa dari rumah. Kami kembali berbincang sampai akhirnya tanpa ada ucapan hanya gerakan gerakan seperti membereskan tempat makan, menutup tas, memakai sepatu, kami meningglakan masjid dan pulang. Saya berpisah dengan Ajeng di daerah Menowo. Saya mempersilakan Ajeng untuk pulang terlebih dahulu, tadinya dia enggan karena saya belum memperoleh bus. Namun saya meyakinkan ia bahwa sebentar lagi Bus jurusan Magelang Wonosobo akan tiba. Beberapa saat setelah ia berlalu, bus datang.
Hampir setengah perjalanan saya berdiri dalam bus karena bangku sudah terisi penuh oleh penumpang. Sisa perjalanan saya baru bisa duduk tapi segera saja disergap hawa gerah yang tak tertahankan. Peluh bercucuran tapi saya tetap berusaha untuk tenang dan tidak membuat gerakan yang hanya akan membuat saya semakin gerah. Saya sempat memejamkan mata dan berada diambang kesadaran. Sampai sampai saya sedikit kaget karena tau tau sudah hampir sampai.
Alhamdulillah, akhirnya saya bisa bertemu lagi dengan kawan baik saya. entah kapan lagi dapat berjumpa, semoga saja bisa dalam waktu dekat. Terima kasih atas waktunya, kawan. Semoga urusanmu lancar ya!
Tifanny
Temanggung, 16 April 2019
0 Comments