­

Orang Orang Biasa: Kisah Perampokan yang Unik dan Menggelitik

April 13, 2019


Judul Buku: Orang Orang Biasa
Penulis: Andrea Hirata
Tahun Terbit: 2019
Penerbit: Bentang Pustaka

Pencurian Malam: 2
Pencurian Siang: 3
Pencurian Sendiri: 1
Penurian Bersama sama: 1
Pencuri dengan Pemberatan: 0
Pencuri Kendaraan Bermotor: 1

Belantik merupakan sebuah kota yang lentik dan naif. Sangat jarang terjadi hal hal berbau kriminal. Namun hal itu membuat seorang Inspektur Polisi, Abdul Rojali menjadi rindu akan aksinya menumpas kejahatan. Kendati demikian kota dengan penduduk yang begitu polos dan beberapa rumah yang jarang dikunci,  menjadi tempat yang tepat untuk oknum melakukan kejahatan pencucian uang. Diam diam pula, sekumpulan orang biasa justru merencanakan sebuah aksi perampokan.

Hampir dua pekan berlalu setelah saya menamatkan novel terbaru karya pak cik Andrea Hirata. Saya mengikuti Pre Order buku bertanda tangan melalui TBO. Kemudian pada tanggal 14 Maret buku tersebut dikirim ke alamat rumah saya. Sayangnya, karena saya masih berada di Depok, saya tak bisa langsung membaca buku tersebut. Barulah ketika pulang kampung saya dapat membacanya. Telat memang. Tentu saja saya sangat bersemangat. Pak cik adalah salah satu penulis panutan dan semua karyanya merupakan favorit saya. Namun jujur, saya baru memilki 1 karya beliau, yakni OOB ini. Saya mengikuti setiap novel karya pak Cik yang selalu berlatar budaya Melayu. Gaya penulisannya khas, saya rasa pak cik bermain dengan ritme yang teratur sehingga membuat tulisannya begitu mengasyikkan saat dibaca. 

Orang Orang Biasa menurut saya sangat berbeda dengan karya Pak Cik yang lain. Perbedaan lebih terasa dibandingkan dengan novel Tetralogi Laskar Pelangi. Jika di novel novel tersebut kerap ditemui istilah ilmiah atau bahasan yang cukup filosofis, lain halnya dengan OOB. Pak Cik sangat piawai menyesuaikan gaya bahasa dan diksi yang dipakai dengan tema buku yang beliau tulis. Mungkin karena memang buku ini berjudul Orang Orang Biasa serta di dalamnya menceritakan tentang sekumpulan orang bodoh, lugu, dan cenderung spontan. Beberapa istilah asing terkadang ditulis begitu saja seperti bunyinya saat diucapkan. Misalnya saja inncocent, ditulis dengan inosen. Itu mendukung sisi jenaka dari buku ini. Memang buku ini benar benar mengundang gelak tawa. Aksi aksi jenaka dari tokohnya. Beberapa kali saya kelepasan tertawa. 

Novel ini menceritakan tentang sepuluh orang yang berencana merampok sebuah bank demi membantu Aini, putri bungsu Dinah, salah seorang dari sepuluh berkawan itu. Mereka bersepuluh pernah satu sekolah dan terlempar ke deretan bangku paling belakang karena mereka semua paling bodoh di kelas. Maka, Debut Awaludin, seorang yang dulu membela sembilan temannya dan rela duduk di bangku belakang ingin membantu Dinah menguliahkan Aini di Fakultas Kedokteran. Mereka semua adalah orang orang biasa dan miskin. Dinah yang hanya seorang pedagang kaki lima, tak mampu membayar uang muka kuliah putrinya. Atas dasar solidaritas, rencana perampokan disusun. Diketuai oleh Debut, seorang yang Idealis namun bodoh. Serta sembilan orang lain yang sangat unik dan nyentrik, namun (sekali lagi) bodoh. 

Saya sangat terkesan dengan beberapa tokoh, seperti Inspektur Abdul Rojali, ia adalah sosok polisi yang jujur, berakhlak lurus, dan tegas. Inspektur adalah panutan. Suatu ketika, ia didatangi seseorang untuk meminta perizinan bisnis di Belantik dan meminta Inspektur untuk mengawal mereka. Mereka memberikan sejumlah uang sebagai hadiah agar Inspektur bersedia. Inspektur Abdul Rojali punya mimpi, jika ia telah purna tugas, ia ingin sekali membuka warung kopi untuk membiayai putrinya kuliah. Sempat terpikir bahwa perlu modal tak sedikit. Namun ia ingat akan sumpahnya, sumpah jabatannya. Lantas ia mengembalikan uang tersebut.

Saya juga kagum dengan Aini. Ia adalah seorang yang gigih dalam belajar. Selalu mendapat nilai buruk di pelajaran matematika sama seperti ibunya dulu ketika bersekolah. Namun ia terus berusaha untuk dapat memahami pelajaran tersebut. Ia punya mimpi, menjadi seorang dokter ahli, sebab dulu ayahnya meninggal karena sebuah penyakit, yang kata seseorang di klinik, penyakit itu hanya dapat ditangani oleh dokter ahli. Maka Aini belajar tiada henti sampai akhirnya di terima di fakultas kedokteran.

Cerita tentang 10 kawan merampok, demi membantu Aini, berakhir dengan cukup epik dan diluar dugaan. Saya kagum dengan Debut, dan aksi Sulud saat menghajar trio Bastardin. Mereka membalikkan keadaan. 

OOB merupakan novel yang mengandung satire tentang pendidikan di negeri ini. Bahwa masih banyak anak yang sesungguhnya cerdas dan berpotensi, tapi sayang tak bisa mendapat dukungan pendidikan yang layak sebab terganjal masalah biaya.

Tifanny
Temanggung, 14 April 2019

You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling