Senin Sambat
Oktober 28, 2019![]() |
From 9GAG |
Beberapa hari yang lalu hujan sempat mampir meski sebatas gerimis sekitar lima atau mungkin sepuluh menit saja barang kali. Musim kemarau yang berdebu, panas dan gerah masih betah berlama lama memapar manusia manusia yang lihai mengeluh. Saya melamun menatap rimbunnya pohon belimbing di halaman rumah yang seolah tak terpengaruh musim. Tetap hijau, rimbun, dan cukup teduh menghalau sinar matahari sore yang silau. Apa mungkin dalam perjalanannya, hujan bertemu kawan lama barangkali sang awan lalu berbincang sampai lupa waktu? Ah hujan, kamu dimana?
Dua minggu berlalu sejak postingan saya sebelumnya. Rencana untuk bebenah sempat tertunda, kemudian baru terlaksana di akhir pekan ini. Sengaja saya tidak memperbarui tulisan Mencoba Minimalis karena memang kegiatan beberes kemarin tak terlalu mengesankan. Justru saya jengkel karena harus berhenti ditengah sebelum semua buku harian habis terbakar. Angin terus menerpa dan api yang sudah cukup besar tiba tiba nyalanya kecil kemudian padam. Hari itu hari Sabtu dan saya masih harus lanjut kerja.
Ditengah kesibukan hari Senin, betapa menjengkelkan saat listrik tiba tiba padam dan sedikit berpengaruh pada sinyal internet. Mau tak mau saya harus mengungsi karena daya baterai laptop pun menipis. Saya pergi ke wifi id corner yang untungnya tak jauh dari rumah. Baru saja sedikit merasa lega, saya merasa mendapat tekanan ganda. Pekerjaan yang semakin menumpuk dan juga ada bau badan yang tak sedap tercium dari salah satu pengunjung. Hmm. Lebih parah lagi, setiap angin berembus bau itu seolah menghantam saya. Sialnya angin sedang senang sekali berembus pagi itu.
Pukul 12 lewat 9 menit saya pulang untuk ishoma. Rencana akan kembali lagi ke wifi id corner jika listrik di rumah masih padam. Tapi syukurlah. Pekerjaan petugas PLN yang menyebabkan padamnya listrik sudah selesai. Saya tak perlu kembali di wifi id corner. Tapi saya merasa aneh. Kendati saya tak lagi berada dalam jangkauan seseorang yang bau badan itu, seolah bau itu masih dapat tercium. Bagaikan menempel di hidung saya. Bahkan sampai saat tulisan ini dibuat, saya masih seperti diterpa bau jahanam itu. Kepala saya jadi sedikit pening. Hah. Makan pun rasanya kurang selera.
*
Ah ya... Tapi setidaknya hari ini adalah hari keberuntungan untuk adik saya yang baru saja sidang skripsi. Hehe. Selamat, atas sidang skripsinya yang lancar dan katanya "ternyata cuma gitu". Hehe. Alhamdulillah. Saya bangga sekali. Saya menjanjikan bingkisan kecil untuknya. Semoga berkenan menunggu yah.. kan masih ada sidang sama satu dosen lagi. Wkwk :v
-Tifanny
Senin saya gagal tersiasati, lur.. bagaimana Seninmu?
4 Comments
Senin saya diisi dengan curhat pagi-pagi buta oleh salah seorang teman blogger yang hubungannya dengan kekasihnya sedang berada di ujung tanduk. Wkwkwk.
BalasHapusSebau apa sih badannya si orang itu sampai aromanya abadi? Hahaha
wah bukan main, semoga teman abang itu diberikan ketabahan dan memperolah jalan keluar yang terbaik.
HapusBaunya ya bau keringat yang menyengat, sudah hafal pastilah bang... coba abang endus ketiak abang sendiri wkwkkwkwk
HAHAHAHAHA ngakak pagi-pagi dah baca reply ini.
HapusHehe ❤
Hapus