Menjaga Kewarasan
Februari 17, 2021Pagi ini cukup mendung dan dingin sehingga jadwal berjemur Bening harus ditunda. Lagipula, ia masih tertidur. Meski semalaman ia sangat tenang dan akhirnya saya bisa cukup tidur bersamanya, pagi ia tetap harus tidur karena saya perlu mandi dan melakukan hal lain. Untuk urusan berbenah, hari ini suami yang ambil alih karena libur. Bahkan ketika saya mandi, ia bersedia menggendong Bening dan menidurkannya. Hehe. Saya sangat terbantu.
Selagi Bening masih tidur, saya ingin mengambil jeda sejenak. Kemarin saya sudah membuat tulisan untuk blog, hanya saja saya sangat ceroboh. Keliru menekan tombol discard bukannya save sehingga tulisan saya hilang. Dua kali saya melakukan hal yang sama. Hmm.
***
Penting bagi saya untuk tetap menulis blog. Bukan hanya soal berbagi cerita atau mengabadikan peristiwa, tapi ini tentang menjaga kewarasan. Seperti niat saya sejak awal membuat blog ini. Dulu saya sempat memiliki blog serupa tapi saya memutuskan untuk menghapusnya dan hiatus. Setelah merenungkan kembali, rasanya menulis blog sangat penting dan menjadi sebuah terapi. Saya bisa menguraikan perasaan yang mungkin saja tidak bisa saya katakan secara verbal. Saya bisa menuangkan semua yang gaduh di kepala dan sesak di dada. Terlebih untuk saat ini. Saya sedang beradaptasi menjadi ibu satu anak. Jujur saja saya merasakan gejolak emosi yang lumayan fluktuatif. Namun belakangan ini perasaan khawatir menjadi lebih dominan. Saya sering mengkhawatirkan hal hal kecil. Seperti keadaan bening, volume asi apakah sudah cukup atau belum, dan ketika malam tiba saya masih perlu menguatkan diri. Begadang, mengganti popok, menyusui. Terlebih karena ini merupakan pertama kali menyusui, saya mendapatkan sedikit luka lecet. Meski sedikit rasanya sangat nyeri saat bayi menyusu. Terkadang saat dini hari dan bayi masih menyusu saya gelisah ingin pagi segera datang.
Saya membicarakan soal baby blues syndrome dengan suami dan apakah mungkin saya mengalaminya? Ia hanya berpesan pada saya untuk senantiasa berdzikir disetiap kesempatan. Benar juga, saya setuju dengan sarannya. Lagipula saya tidak punya cukup ilmu untuk mengklaim diri saya mengalami baby blues. Saya rasa ini hanya perihal adaptasi dengan keadaan yang baru. Siapapun jika dihadapkan situasi yang baru pasti perlu penyesuaian. Perasaan khawatir menjadi hal yang wajar.
Tifanny Lituhayu
0 Comments