Sebuah Kisah yang Panjang
Februari 14, 2021Akhirnya saya bisa menyelesaikan tulisan tentang persalinan saya kemarin. Sebuah kisah yang cukup panjang. Namun rasanya apa yang saya alami terasa jauh lebih panjang dan seakan tanpa ujung.
Setelah pulang dari rumah sakit saya sempat membuat draft tulisan di laptop. Saya berfikir bahwa dengan menulis saya bisa sedikit membuka sumbat di dada yang terasa sesak. Menjernihkan pikiran yang penuh dan keruh. Namun sayang, laptop saya error dan tulisan hilang. Akhirnya saya mencoba menulis kembali dari awal sambil membuka buku jurnal.
Ternyata saya telah mencatat beberapa hal penting disana. Sehingga itu cukup membantu saya menulis berdasarkan waktu kejadian.
Saya ingin berterima kasih pada suami yang sudah menemani, merawat, dan menjaga saya sedari awal. Semenjak di rumah bu bidan hingga di rumah sakit. Segalanya ia lakukan nyaris sendirian. Merawat saya, mengganti popok bayi, hingga urusan administrasi yang memusingkan. Saya juga sangat lega karena ia selalu menenangkan hati yang gundah memikirkan si kecil.
Terima kasih juga untuk ibu yang telah menyediakan berbagai kebutuhan saya selama di rumah sakit hingga hari ini saya berada di rumah. Merawat saya pasca melahirkan. Memberi ramuan ajaib yang dibalurkan di perut dan dengan tekun memakaikan stagen. Merebus ramuan tradisional, menyiapkan jamu, dan makanan bergizi agar asi tetap lancar.
Terima kasih juga untuk keluarga dan yang lainnya atas doa baik yang diberikan. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT.
Sampai jumpa di tulisan berikutnya, saya ingin sekali bisa berbagi cerita tentang si kecil nantinya dan bagaimana hari hari kami. Semoga setelah ini kebahagiaan bisa selalu menyelimuti. Aamiin
Lihat kembali:
Bagian II Di Ruang Pucat
Bagian III Titik Zenith dan Nadir
Tifanny Lituhayu
0 Comments