Saat saya menatap langit langit kamar sembari menyusui Bening, kelebatan itu datang lagi. Terkadang saya ingin menghapusnya dengan mengusap mata dan dahi menggunakan telapak tangan. Berusaha mengalihkannya dengan memikirkan hal lain. Namun selalu saja kelebatan memori di rumah sakit kembali lagi dan lagi. Malam ini air mata saya berjatuhan. Mungkin saya cukup frustrasi dengan memori itu. Sungguh perjalanan yang teramat panjang. Semoga saja...
Usia bayi: 12 hariBertepatan dengan datangnya waktu Ashar saya baru saja selesai membersihkan badan Bening, memakaikan telon dan baju yang bersih. Baru saja mengganti popok, belum sempat memakaikan ganti ternyata ia pipis dan pup yang membuat seluruh bajunya basah dan kotor. Yap, jadilah Bening harus diseka ^^Selesai diseka dan memakai baju, Bening saya pangku dan minum susu. Tiba tiba saja suasana menjadi melankolis....
Pagi ini cukup mendung dan dingin sehingga jadwal berjemur Bening harus ditunda. Lagipula, ia masih tertidur. Meski semalaman ia sangat tenang dan akhirnya saya bisa cukup tidur bersamanya, pagi ia tetap harus tidur karena saya perlu mandi dan melakukan hal lain. Untuk urusan berbenah, hari ini suami yang ambil alih karena libur. Bahkan ketika saya mandi, ia bersedia menggendong Bening dan menidurkannya. Hehe....
Alhamdulillah, Allah telah mengizinkan saya untuk menyeka air mata dan kembali tersenyum. Sabtu, 13 Februari bayi saya sudah diizinkan pulang oleh dokter di rumah sakit. Fototerapi sudah usai, kendati demikian tentu kami masih harus tetap memperhatikan perkembangan bayi. Beberapa hari ini kami rutin mengajak bayi berjemur.Sepulang dari rumah sakit, bayi cukup rewel karena ternyata malam itu tali pusatnya mulai lepas. Barangkali terasa nyeri....
PenutupAkhirnya saya bisa menyelesaikan tulisan tentang persalinan saya kemarin. Sebuah kisah yang cukup panjang. Namun rasanya apa yang saya alami terasa jauh lebih panjang dan seakan tanpa ujung.Setelah pulang dari rumah sakit saya sempat membuat draft tulisan di laptop. Saya berfikir bahwa dengan menulis saya bisa sedikit membuka sumbat di dada yang terasa sesak. Menjernihkan pikiran yang penuh dan keruh. Namun sayang, laptop...
Bagian IIIMenyambung tulisan sebelumnya: Di Ruang PucatSaya tahu, ini merupakan pengalaman pertama, sehingga produksi asi belum sepenuhnya lancar. Kendati demikian, baik bidan, perawat, suami dan kedua orang tua sangat menganjurkan untuk terus mencoba menyusui bayi. Bahkan si kecil juga sangat bekerja keras mendapatkan asi. Tanpa lelah ia terus menyusu.Ah syukurlah semua sudah terlewati. Saya dan bayi bisa segera pulang setelah saya menerima transfusi darah...
Bagian II Melanjutkan tulisan sebelumnya: Gelombang Cinta yang Seolah Tanpa UjungSenin, 8 Februari dini hariAlhamdulillah saya melahirkan seorang bayi perempuan yang sangat cantik. Berat badannya 3.2kg dengan panjang 50cm. Saya sangat lega dan bahagia melihatnya, sampai sampai saya langsung duduk sambil melihat bayi di gendong sang ayah. Namun tiba tiba tubuh saya menggigil hebat. Seketika udara terasa menusuk, dingin sekali. Bidan, perawat, dokter berkerumun mengelilingi...
Bagian IProses kelahiran buah hati selalu memiliki ceritanya masing masing yang tak terlupakan. Begitu juga dengan kelahiran anak saya kemarin. Selain menjadi pengalaman pertama melahirkan, saya rasa ini merupakan pengalaman pertama untuk semua hal yang saya alami di dalam prosesnya. ***Jumat, 5 Februari Usia kandungan : 39 MingguUntuk pertama kalinya saya mendapati bercak darah dan flek sebagai tanda tanda persalinan sudah dekat. Saya cukup lega...
Kini waktu menjadi terasa begitu panjang dan setiap detiknya menyiksaku. Di dalam pikiranku terus menggema berbagai pertanyaan. Mengapa, bagaimana, dan kapan. Mereka beradu dalam tempurung kepalaku. Sedang dalam hatiku bergumul perasaan kecewa, sedih, khawatir, dan takut. Sampai kapan ini semua akan terus berlangsung? Aku digerogoti oleh mereka semua dari dalam tubuh.Waktu terus menyiksaku tanpa memberi sedikit jeda. Kenyataan terus meruntuhkan aku tanpa merasa...
Serentetan kejadian selama sepekan datang bertubi tubi. Datang tanpa jeda dan seperti menahan saya untuk sedikit bernafas kemudian mencerna semuanya. Bahagia, haru, sedih, kecewa, dan akhirnya kepasrahan yang mengantarkan saya malam ini dalam pelukan malam untuk terlelap sejenak. Dengan mata yang terasa bengkak karena sisa tangis sebelum tidur, perasaan saya di dini hari ini masih terlalu berantakan dan sulit didefinisikan. Saya ingin sekali...
Lagi. Entah sudah yang ke berapa, akhirnya kacamata yang saya pakai beberapa tahun belakangan ini rusak juga. Hahaha. Awalnya saya sangat kagum dengan ketahanannya. Berkali kali tak sengaja terinjak karena saya cukup sembrono meletakkannya. Atau terimpa badan dan baru sadar saat bangkit. Hmm resiko mata rabun jauh, lupa meletakkan kacamata dan ngga kelihatan meski ada berada dalam jangkauan. Wkwkwk.Saya kembali membuka arsip blog....
Alhamdulillah, akhirnya pekerjaan saya benar benar telah selesai setelah tiga hari berturut turut lembur. Saya bisa bernapas lega dan menikmati cuti. Setidaknya sampai hari lahiran tiba. Karena mungkin setelah lahiran saya akan kembali sibuk dan lembur. Lembur menemani dan siaga untuk bayi ^^. Pagi ini setelah menyelesaikan pekerjaan saya menyeduh coklat panas yang sudah lama sekali tidak saya nikmati. Mungkin sudah beberapa tahun...
Kawan masih ingat dengan tulisan saya tentang swab test pekan lalu? Alhamdulillah hasilnya sudah saya terima hari rabu kemarin dan hasilnya negatif. Saya sangat lega karena semua persyaratan sebelum persalinan sudah terpenuhi. Maka tinggal menunggu saja kapan bayi akan lahir. Saya juga sudah mengambil cuti yang akan dimulai pekan ini, tepat tanggal 2 Februari esok. Kendati demikian, saya masih harus menangani beberapa pekerjaan...