Little Forest: Sejenak Menepi Dari Ingar Bingar Perkotaan

September 11, 2021


Keisengan menggulirkan layar ponsel melihat lihat foto di Pinterest mengantarkan saya pada sebuah judul film yang langsung membuat saya penasaran. Little Forest. Hmm sepertinya menarik. Film ini merupakan adaptasi dari serial Manga asal Jepang karya Daisuke Igarashi. Film yang saya tonton kali ini diproduksi dan dibintangi oleh seniman asal Korea Selatan. Untuk versi Jepangnya rilis dua tahun sebelumnya yakni di tahun 2014. 

Little Forest berkisah tentang seorang Gadis bernama Hye Won yang tinggal di sebuah pedesaan bersama Ibunya. Saat beranjak dewasa Hye Won berambisi untuk tinggal di kota dan menjadi seorang pengajar. Namun sepulang sekolah tepat di hari ujian akhir, ia mendapati rumahnya kosong. Ibunya pergi meninggalkan Hye Won begitu saja dengan sepucuk surat yang sama sekali tak dapat dimengerti olehnya.

!! spoiler alert

Hye Won sangat marah dan bertekad untuk membuktikan bahwa ia mampu meraih cita citanya tanpa kehadiran ibu disisinya. 

Ia berhasil lulus ujian sekolah dan pindah ke Seoul. Namun ia tidak berhasil dengan kuliahnya. Dengan perasaan frustasi Hye Won memilih untuk pulang ke desa. Ia  mendapati rumahnya masih kosong. Segera ia menyiapkan makanan karena merasa lapar setelah perjalanan yang cukup jauh. 

Hye Won merasa muak dengan kehidupan kota yang seakan mengkhianatinya. Cita citanya yang gagal, terjebak dalam toxic relationship  dengan pacar dan makanan cepat saji yang tak enak. Hye Won makan dengan lahap semua masakan yang ia buat karena bahan bahannya sangat segar.

Tinggal dipedesaan, bercocok tanam, memasak dari bahan bahan hasil panen, dan menikmatknya. Kehidupan yang sangat diidamkan 🌼🥰

Hye Won datang ke rumah saat musim dingin dan bermaksud untuk kembali ke kota beberapa hari setelahnya. Namun ternyata kenyataan berkata lain.

Secara visual film ini sangat memanjakan penontonnya. Saya sangat suka dengan nuansa pedesaan. Lebih lebih dengan pemandangan sawah yang terhampar hijau luas. Senang rasanya saat melihat adegan Hye Won bersepeda menyusuri jalan yang kanan kirinya persawahan. Begitu pula saat Hye Won bercocok tanam. Pengambilan gambar saat Hye Won memasak dan bercocok tanam sangat detail dan memberikan kesan yang cukup sentimental.

Dalam adegan adegan itu diperlihatian bahwa proses memasak yang dilakukan Hey Won begitu rumit tapi ia menikmati semuanya dan mengerjakan dengan suka cita.



Saya juga suka dengan kisah pertemanan Hye Won, Jae Ha, dan Eun Sook. Mereka bertiga sangat kompak. Eun Sook jatuh cinta pada Jae Ha, tapi Jae Ha tak menyadarinya dan terlihat lebih menyukai Hye Won, begitu pula sebaliknya. Namun persahabatan mereka tetap baik bahkan Eun Sook yang menyadari akan hal ini berkata pada Hye Won, mari bersikap adil mengenai Jae Ha. Haha. Ceritanya sih mau berbagi perasaan. Hye Won terheran heran. 

Musim berganti. Musim dingin berlalu dan datang lagi. Akhirnya Hye Won mengerti isi surat Ibunya. Hari harinya di desa membuat ia sadar akan permasalahan yang ia hadapi dan bagaimana ia harus bersikap. Hye Won mulai menghadapi keraguan dan kekhawatirannya dan kembali ke kota untuk memulai pekerjaannya sebagai pramusaji disebuah restoran. ia tampak menyukai pekerjaan itu. Saat libur, Hye Won kembali ke rumah.

***

Kehidupan Hye Won mengingatkan saya dengan kehidupan suami saya dalam beberapa hal. Seperti kepulangan Hye Won  ke desa. Suami sudah terbiasa hidup dikota dengan ingar bingarnya. Dengan pekerjaan dan tekanan khas perkotaan. Namun ia sudah bosan dengan semua itu dan bersedia untuk pindah ke Temanggung yang jauh dari sifat perkotaan. Sebuah kota kecil yang segalanya berjalan dengan tenang dan cenderung lambat. 

Kecintaan Hye Won pada memasak dan mengolah bahan bahan menjadi hidangan lezat mirip dengan suami saya. Keduanya sama sama tekun dan teliti saat menyiapkan masakan. Mereka menikmati setiap prosesnya. Saya ingat saat ia sedang memasak sayur sop. Sayuran ia bersihkan dengan baik dan dipotong potong dengan rapi. Ia sangat sabar dan tekun hingga sop matang. Berbeda dengan saya yang selalu terburu buru dan asal jadi. Potongan sayur biasanya jadi berantakan dan jelek meski tetap layak makan. Mas tetap memperhatikan keindahan sebuah hidangan. 

***

Saya sangat puas menonton film ini dan sangat membekas di hati. Apabila kawan yang membaca tulisan ini belum pernah menonton Little Forest, saya sangat merekomendasikan film ini. Melalui film ini kamu bisa ikut menikmati empat musim dalam sebuah film.



You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling