Mengungkap Teka Teki dari Masa Lalu
September 06, 2021![]() |
Baca dari i Pusnas |
Penulis: Ayu Utami
Penerbit: Kepustakaan Populer Gramedia
Tebal: 268 halaman
Tahun Terbit: 2010
Genre: Fiksi, Roman
“Jika kebetulan-kebetulan terjadi terlalu banyak dan cocok sama lain, apakah kita tetap percaya bahwa itu adalah serangkaian kebetulan belaka.”
Sinopsis
Marja adalah gadis Jakarta. Kekasihnya menitipkan ia berlibur pada sahabatnya Parang Jati. Mereka menjelajahi alam pedesaan Jawa serta candi-candi yang ada disana, dan perlahan tapi pasti Marja jatuh cinta pada sahabatnya sendiri. Parang Jati membuka matanya akan rahasia yang terkubur di balik hutan: kisah cinta sedih dan hantu hantu dalam sejarah negeri ini. Diantaranya hantu Cakrabirawa.
***
Buku ini merupakan seri kelanjutan Bilangan Fu. Ceritanya masih dengan tokoh Parang Jati, Marja, dan Yuda. Namun kali ini sudut pandang diambil dari Marja. Petualangan Marja dan Jati berlanjut untuk menelusuri candi di daerah perbatasan Jawa Timur dan legenda serta sejarah yang terkait dengannya. Bersama seorang antroplog asal Perancis, mereka mencoba meneliti temuan arca. Candi dan arca disana menurut legenda berkaitan erat dengan kisah Calwanarang. Ditengah penelitian itu, tanpa sengaja Marja bertemu seorang Ibu tua yang pada akhirnya banyak sekali kebetulan kebetulan yang terhubung menjadi satu kesatuan cerita yang utuh. Bahkan mengaitkan Yuda dan teman barunya, Musa Wanara, seorang Lettu yang tengah berlatih panjat tebing dengannya.
Manjali dan Cakrabirawa menurut saya cukup ringan dan tepat apabila dibaca setelah membaca Bilangan Fu yang cukup berat. Pada Bilangan Fu pembaca betul betul diajak berpikir kritis dan kontemplatif. Beratnya lagi, apa yang menjadi bahan renungan adalah hal yang cukup abstrak. Sedangkan Manjali dan Cakrabirawa lebih pada mengungkap misteri dan teka teki. Salain itu, ada sebuah perjalanan menuju pendewasaan bagi Marja. Marja menjadi lebih peka dan mampu melihat hal hal yang semula tak dapat ia lihat dan pahami.
Menurut saya novel atau karangan fiksi tak hanya dapat menghibur. Namun ia juga bisa memperkaya pembacanya. Membuka sebuah ranah yang semula tak kita ketahui dan jamah. Buku karya Ayu Utami ini menjadi sebuah alternatif nan asyik untuk belajar sejarah. Mulai dari zaman kerajaan hingga peristiwa politik tahun 65 (dalam hal ini peristiwa G30S).
Petualangan Marja dan Jati di buku ini juga dibumbui kisah cinta. Sayangnya ini kisah cinta yang tabu sebab Marja sudah memiliki kekasih dan Jati pun tahu sebab kekasihnya adalah sahabat Jati juga. Mereka berdua tak bisa menyangkal bahwa keduanya saling jatuh cinta. Namun mereka bisa menahan dan mengendalikan hasrat.
Sebelum menutup tulisan ini, saya ingin memberi penilaian pribadi 😉
Manjali dan Cakrabirawa mendapat 4/5
Kutipan favorit:
"Sebab, hanya jika kita menemukan maka kita tahu sesuatu itu ada. Tapi jika kita tidak menemukan, kita tak bisa mengatakan bahwa sesuatu adalah tidak ada."(Parang Jati, hal.118)
"manusia mungkin tidak punya kapasitas untuk mengampuni (barangkali hanya Tuhan yang bisa mengampuni), maka yang bisa kita lakukan adalah berdamai. Berdamai dengan sisi gelap yang tak bisa kita kuasai" (hal.219)
0 Comments