Terlukai dan Terkulai
Juni 03, 2018Butuh waktu yang cukup lama bagiku untuk menyadari kesalahan demi kesalahanku. Cukup lama aku tenggelam dalam kelalaianku. Namun yang tak aku tahu, apakah butuh waktu lama pula untuk melupakan semua itu? Tak kupungkiri aku pernah merasakan sesuatu yang membuatku tersenyum, meski dalam kelalaian itu. Apakah itu tipu dayanya? Mengapa hatiku terasa begitu perih. Aku terhimpit antara logika dan rasa. Ku terluka mengingat kesalahanku. Dan aku juga terluka, untuk sebuah alasan yang bodoh. Apakah aku gagal? Ataukah aku belum melakukan semaksimal mungkin?
Aku terluka. Berkali kali aku kecewa. Aku telah mengumpankan hatiku pada kekecewaan. Aku telah menyerahkan hatiku dengan sukarela pada rasa sakit. Tiada habisnya aku dihempas. Sebab oleh diriku sendiri yang terlalu naif. Lagi lagi berharap pada sesuatu yang seharusnya tak ku harapkan. Lagi dan lagi. Jatuh dan terjatuh. Hingga aku ragu, mungkin selama ini aku belum mencoba tuk bangkit. Apakah aku telah mengelabuhi diriku sendiri. Aku kehilangan atas aku. Aku tak mempercayai diriku sendiri. Entah apa, entah siapa. Ada yang berontak berteriak, hentikan! Namun detik berikutnya kudapati hatiku terluka lagi. Aku terkulai lagi.
Aku membenci diriku sendiri. ahh… apakah itu masalahnya? Aku tak berlaku baik pada diriku sendiri. Apakah aku belum memaafkan diriku sendiri? apakah aku ini terlalu jauh melukai diri sendiri? ah rupanya aku, bukan dunia ini. Bukan pula mereka yang menyakitiku. Tapi harapanku pada merekalah yang membuatku terluka.
0 Comments