Bahas Singkat Dunia Kafka
Agustus 25, 2021Sinopsis:
Novel dengan dua plot berbeda namun saling terkait ini bercerita tentang dua tokoh yang berlainan dunia. Di satu sisi, novel ini menuturkan kisah Kafka Tamura, remaja yang kabur dari rumah untuk menghindari kutukan ayahnya serta untuk mencari ibu dan saudara perempuannya. Dalam petualangannya, ia menemukan tempat penampungan yang tenang di sebuah perpustakaan pribadi di Takamatsu, yang dikelola Nona Saeki yang tertutup dan penyendiri serta Oshima yang ramah dan cerdas. Kafka menghabiskan hari-harinya dengan membaca buku, hingga suatu ketika polisi menginterogasinya terkait dengan kasus pembunuhan brutal.
Sisi lain novel ini berkisah tentang Satoru Nakata, lelaki tua yang—berkat kemampuan luar biasanya—bekerja paruh waktu sebagai penemu kucing hilang. Pada suatu kasus, demi seekor kucing, ia membunuh seorang lelaki misterius. Kasus ini membawanya hengkang jauh dari rumahnya dan berakhir di jalanan, hingga bertemanlah ia dengan sopir truk bernama Hoshino yang membawanya menuju kota tempat pelarian Kafka. Nakata dan Kafka berbeda dunia, namun di alam metafisik kisah keduanya terhubung—dan begitu pula yang terjadi dalam realitas sesungguhnya.
Dengan Oedipus complex sebagai bunga cerita, novel surealis ini menyuguhkan bacaan memukau ihwal identitas, cinta, tragedi, takdir, dan pergulatan hidup. Gagasannya eksploratif dan filosofis. Alur ceritanya berkelok-kelok dan penuh teka-teki. Gaya bahasa dan narasi dialognya ringan dan menghibur. Sebuah novel memikat dari penulis hebat yang patut Anda baca!
***
Ini merupakan karya Murakami ketiga yang saya baca setelah Tsukuri Tazaki dan Dengarlah Nyanyian Angin. Dibandingkan dengan dua novel sebelumnya, Dunia Kafka hampir mirip dengan Tsukuru Tazaki yang ceritanya cukup surealis.
Saya selalu suka bagaimana Murakami membangun tokoh tokohnya dengan segala aspek yang dimiliki. Cara berpikirnya, bagaimana berinteraksi.
Alur kisah Dunia Kafka cukup berliku, meski di dalamnya terdapat dua kisah yang berlainan, keduanya saling terhubung oleh benamg merah yang terjalin di dunia metafisik.
Kisahnya yang unik membuat pembacanya bertanya tanya dan membangun teori sendiri.
Masing masing tokoh mengalami tragedinya sendiri dan bagaimana mereka menyikapi tragedi itu adalah masalah personal.
Jika saya boleh menarik inti dari cerita ini adalah tentang kegalauan seorang remaja yang mencari jati dirinya. Seorang remaja yang belajar untuk bertanggung jawab, memilih jalan hidupnya, dan memahami siapa dirinya serta melepas kutukan yang mempengaruhi jalan hidupnya. Juga tentang bagaimana tiap tokoh menjalani tanggungjawab yang mereka miliki.
Penokohan dalam novel ini sangat baik. Saya sangat menyukai sosok Tuan Nakata dan Oshima. Tuan Nakata adalah seorang yang lugu dan apa adanya. Meski ia selalu mengatakan bahwa dirinya bodoh, menurut saya ia merupakan seorang dengan karakter yang kuat. Ia tak disibukkan dengan pikiran yang rumit. Ia tak memiliki hasrat yang berlebih. Sebaliknya ia adalah orang yang senantiasa menerima keadaan dengan penuh rasa syukur.
Sedangkan Oshima, meski identitas dirinya cukup membingungkan (dalam hal seks) ia tetap menjalani hidupnya dengan tenang. Ia dalah seorang yang terpelajar. Saya kagum dengannya.
Oh ya ada satu peristiwa yang mengigatkan saya akan dialog Pingkan dan Sarwono dalam novel Eyang Sapardi, Yang Fana Adalah Waktu. Kalau tidak salah, Sarwono ingin mengunjungi tempat dimana tak ada waktu. Ia ingin hidup di luar waktu. Dan di Dunia Kafka, ada sebuah tempat yang seperti itu. Dan setelah mengunjungi tempat itu, Kafka mencapai titik balik kehidupannya. Akhirnya ia mencapai pencerahan.
Oh ya tentu saja. Saya juga sangat bersyukur dan berterima kasih pada penerjemah. Terjemahannya sangat bagus sehingga saya dapat menikmati novel ini.
Saya ingin memberikan ratting 5/5 karena saya sangat puas membaca novel ini.
Kutipan Favorit:
"Setiap orang merasakan sakit dengan caranya sendiri, setiap orang menyimpan lukanya sendiri."Halaman 230
Waktu membenanimu bagai sebuah mimpi lama yang ambigu. Kau terus bergerak, berusaha untuk lepas darinya. Tapi bahkan seandainya kau pergi ke ujung dunia pun, Kau tidak akan dapat lari dari waktu. Namun demikian, kau tetap harus pergi kesana―ke ujung dunia. Ada sesuatu yang tidak dapat kau lakukan kecuali jika kau pergi kesana
Tifanny Lituhayu
0 Comments