Kesenjangan dan Dilema Orang Tua
Agustus 13, 2021Sering kali adanya gap atau kesenjangan antara orang tua sang anak dan kakek nenek perihal merawat atau cara mendidiknya. Beberapa orang tua terkadang merasa sudah berpengalaman dan ingin menerapkan hal yang sama ke cucu mereka. Memang sih ada beberapa cara yang menurut saya itu sangat jitu. Namun ada pula diantaranya yang sebetulnya tidak perlu lagi dilakukan seiring perkembangan zaman dan setelah adanya kajian oleh ahli. Seperti misalnya cara menggendong dan pemakaian baby walker.
Beberapa tahun silam baby walker umum ditemukan di rumah rumah seorang yang sedang memiliki bayi terutama jika bayinya sedang bersiap untuk belajar berjalan. Namun baru baru ini para dokter baik di dalam maupun luar negeri sudah melarang penggunaan alat ini. Penggunaan baby walker tidak membuat bayi lebih cepat berjalan dibanding mereka yang tak memakainya sama sekali. Justru pemakaiannya bisa berakibat buruk. Misalnya bayi terbentur, terjatuh dari tangga dan meraih benda benda berbahaya. Meski beberapa orang tua akan berdalih, kan bisa sambil dijagain bukan dilepas gitu aja. Betul. Namun bagaimana jika kaki bayi bergerak cepat yang membuat roda menggelinding dengan cepat pula sehingga kita kewalahan untuk mengikuti geraknya? Bagaimana jika kita luput? Banyak laporan terjadinya kecelakaan akibat pemakaian baby walker. Saya pun sebetulnya ingin mengikuti anjuran dokter, lebih lebih kakak saya sama sekali tak menggunakan alat ini untuk anak bungsunya.
Sayangnya akhir akhir ini kakung terus saja membicarakan baby walker dan akhirnya mengajak kami ke luar kota untuk membelinya. Jujur saja saya merasa malas dan enggan. Waktu sudah cukup siang dan Bening sudah lelah setelah seharian main di rumah pak dhe. Saat kami tiba di Artos Mall ternyata mall ini melarang anak usia 12 tahun kebawah masuk. Selain itu kami juga tak menemukan baby walker disana. Namun bapak masih bersikeras untuk mendapatkan barang ini. Saya dan suami tak menyediakan anggaran khusus untuk membelinya. Maka kami terpaksa merogoh kantong untuk membeli barang yang bahkan tidak kami inginkan dan butuhkan (saya, mas suami, dan Bening). Kami berjalan di bawah terik matahari siang menyusuri Jalan Pemuda Magelang. Pada sebuah toko mainan bayi kami berhenti dan menanyakan ketersediaan baby walker. Beberapa baby walker dijual dengan harga kisaran 300 hingga 450ribu. Sangat mahal, sampai akhirnya kami mendapat tawaran barang tidak lulus QC dengan harga 250ribu. Setelah ditawar barang tersebut kami bawa pulang dengan membayar 200ribu. Astaghfirullah... Sudah baby walkernya aja saya ga setuju, ini dapat barang BS pula. Rasanya ingin menangis tapi saya hanya bisa pasrah. Padahal kan Bening adalah tanggung jawab saya. Namun saya selalu saja membeku kalau sudah berhadapan dengan bapak.
Tiba di rumah Bening merasa asing dan belum mau menggunakannya. Saya lihat sekilas memang alat ini nampak baik. Sore hari berikutnya, saya iseng mendudukan ia di dudukan baby walker karena Bening rewel dan usil digendong. Bagian depan terlihat cukup keras untuk tubuh Bening yang belum bisa menopang dengan baik. Sehingga ia condong ke depan. Saya menempatkan bantal dengan tujuan untuk membuatnya sedikit lebih nyaman. Namun tetap saja saya merasa kasihan. Ia tersenyum ke arah saya.
Ah nak... Maafkan ibu ya, seharusnya 200ribu ini lebih baik ibu investasikan saja untuk kebutuhanmu yang lebih berguna. Membeli gendongan atau sebagai tabunganmu.
**
Tinggal berdekatan dengan orang tua terkadang tetap ada perbedaan pendapat yang membuat kami agak stress. Namun kehadiran beliau berdua juga membuat saya tenang dan terbantu manakala terjadi suatu hal. Saat saya sakit misalnya. Setelah kemarin bepergian tubuh saya sakit dan meriang.
Jika kawan berniat keluar rumah pastikan dalam keadaan fit ya. Jika dirasa sedang lelah lebih baik tak usah. Kalau kondisi drop disaat pandemi seperti ini selalu bikin parno. Kalau pikiran kurang positif bisa ga sembuh sembuh. Syukurlah setelah dikerok dan minum obat keadaan saya membaik.
Pagi ini tanpa saya minta Suami bangun lebih awal dan melakukan pekerjaan yang biasa saya kerjakan. Malahan ia melakukan lebih. Dapur tampak bersih dan rapi, lantai seluruh ruangan bersih. Terimakasih banyak mas atas bantuannya. Ia meletakkan telapak tangannya di dahi dan leher saya mengecek suhu tubuh.
Hari ini saya sudah enakan kok ❤️
- Tifanny Lituhayu
0 Comments