Pantai Ketawang: Liburan Paket Hemat nan Lengkap
November 06, 2018Hari Ahad, tanggal muda pula. Saat yang tepat untuk sejenak menepi dari rutinitas dan menyegarkan kembali pikiran. Apalagi setelah lelah menatap layar laptop dan hanya berkutat dengan handpone, perlu sejenak meninggalkan itu semua. Aihh… akhirnya keinginan bervakansi ke pantai terlaksana juga. Setiap merasa jenuh, selalu laut yang ada di pikiran. Suara debur ombak, butiran pasir, air laut dan buih buihnya sangat saya rindukan. Setelah tour tipis tempo hari, saya dan teman saya menyusun rencana liburan yang lebih matang dan terarah.
Teman saya menyarankan untuk mengunjungi pantai Ketawang di Kabupaten Purworejo. Selain lokasinya dirasa lebih dekat, Pantai ini punya sesuatu yang benar benar saya dambakan sejak lama.
“pingin ke pantai yang ada mercusuarnya deh…” celetuk saya. ia pun meminta saya untuk mencari tahu lewat Google. Benar saja, ada sebuah mercusuar yang lokasi berdirinya tak jauh dari pantai Ketawang. Rencanapun kami susun. Untuk lebih hemat saya menyarankan untuk membawa bekal makan siang dari rumah. Sehari sebelum keberangkatan, saya sudah bercerita dan pamitan pada ibu soal rencana liburan ini termasuk rencana membawa bekal makan. Begitu baiknya ibuk, ahad pagi, ibuk memasak lebih awal.
Rencana saya dan teman saya berangkat dari Temanggung pukul 7, tapi ternyata kami meleset setengah jam. 07.30 kami baru berangkat dan menuju kos teman saya terlebih dahulu. Lucu, kami berdiskusi soal outfit yang akan ia kenakan. Bahkan ia membawa dua style yang berbeda. sedangkan saya hanya membawa baju ganti satu pasang saja. Setelah persiapan selesai, kami berangkat. Sebelumnya ia telah membeli seporsi nasi Padang. Ia menyebutnya nasi khilaf yang porsinya memang bikin khilaf dan harganya pun terjangkau. Sangat terjangkau. Jadilah kami berangkat ke Purworejo pukul 9 pagi.
Alhamdulilah perjalanan sangat lancar. Kami terhenti saat ada razia kelengkapan berkendara. Pak polisi sempat sangsi apakah teman saya mempunyai SIM. Saya hanya menahan tawa, sebab kami sadar (sedikit narsis dan PD) kalau kami terlihat seperti anak kelas satu SMA yang sedang nekat tur menggendarai motor. Hahaha. Kami berdua terlihat mungil mungkin.
Dengan bantuan GPS serta plang penunjuk arah, sekitar pukul 10.30 kami sampai di sekitaran pantai dan saya sangat bersemangat sewaktu melihat mercusuar itu. Saya sempat sangsi apakah mercusuar itu benar benar ada? Akhirnya bangunan menara bercat putih itu nampak juga. Angin yang menerpa tubuh kami semakin kencang. Matahari juga tak terlalu terik. Saya dan teman saya terpekik kegirangan.
Teman saya mempercepat laju motor dan menuju lahan pakir. Saat kami hendak memarkirkan motor, saya kembali dibuat takjub dan kegirangan. Tepat di belakang parkiran, ada sebuah taman bunga, yang mana taman itu ditumbuhi bunga matahari yang cukup banyak. Sekali lagi sayang merasa tak sabar dan semakin bersemangat. Rencana awal memang setelah puas bermain di pantai Ketawang, kami ingin mengunjungi taman bunga matahari di Jetis. Tapi kami benar benar merasa beruntung, di tempat ini kami mendapat bonus. Serasa mendapat paket hemat nan lengkap, sebab masuk ke area Pantai Ketawang tak dikenai biaya retribusi. Hanya parkir 3000 rupiah. Memang untuk masuk ke taman dikenai biaya, namun hanya 5000 rupiah saja. Bagi saya itu sangat terjangkau. Sebelum itu, kami berganti pakaian… “demi konten” ujar kami. Haha.
Kami bergegas menuju lokasi dimana mercusuar itu berdiri. Saya setengah berlari saking semangatnya. Tapi saya tak meninggalkan kesempatan untuk berfoto dengan latar belakang bangunan yang berguna untuk mengarahkan nahkoda menuju tepian pantai ini. kami meminta izin memasuki banguan mercusuar kepada petugas yang berjaga di lokasi tersebut. Rupanya kami boleh naik keatas, dengan membayar biaya retribusi sebesar 5000 rupiah per orang. Bapak petugas itu memberikan informasi bahwa mercusuar ini tingginya delapan lantai. Wahh…
Tentu apa yang ada dalam pikiran saya tentang mercusuar benar sama saat saya memasuki bangunan ini. cat dinding bagian dalamnya berwarna putih dan terdapat tangga spiral untuk menuju ke puncak. Setiap putaran tangga spiral mengantarkan kami ke satu lantai diatas. Begitu seterusnya kami menaiki tangga spiral itu sampai ke lantai teratas. Tapi saya merasa tekejut ketika melihat tangga untuk naik ke atap. Tangga itu bukanlah tangga spiral seperti tangga sebelumnya, namun ia berupa tangga besi vertikal seperti tangga yang digunakan pak tukang bangunan. Dalam hati saya merasa cemas, sebab bagi saya untuk mencapai atap, tangga itu terbilang cukup tinggi. Apalagi saya membawa tas ransel yang lumayan berat. Saya ragu namun rasa penasaran saya lebih besar. Teman saya pun meyakinkan saya dan meminta saya untuk berhati hati. Sejujurnya kami berdua agak takut dengan ketinggian. Namun hari ini kami benar benar melawan ketakutan kami sendiri.
Tiba di puncak anak tangga dan saat melihat keluar, saya merasa usaha dan jerih payah saya dibayar lunas oleh pemandangan indah pantai ketawang dari ketinggian. Meski dengan hati gamang dan perasaan was was, saya merasa sangat bahagia. Pun demikian dengan teman saya. ia benar benar merasa takut. Tapi dia juga merasa puas dan bersyukur melihat pemandangan indah dari sini.
Kami hanya bertahan sebentar dan segera turun lagi. Kami kembali menaklukan tangga vertikal dan puluhan anak tangga spiral. Saat kami berhasil keluar dari bangunan itu, sangat lega rasanya. Jujur saja, pengalaman menaiki bangunan mercusuar adalah pengalaman paling menantang. Cukup sekali saja dan tak kan ada kali kedua. Semua itu membuat kami lapar. Saya sangat ingin membuka bekal makan. Di sebuah gazebo kami berdua bersantap siang usai menunaikan shalat dhuhur. Berkali kali teman saya mengucapkan rasa syukur. Ia benar benar merasakan kenimatan yang tiada tara. Menikmati seporsi nasi padang sambil menatap lautan. Diterpa angi laut kencang dan diiringi instrument alami berupa debur ombak. MasyaAlloh… nikmat Tuhamu yang manakah yang kau dustakan? Sama halnya dengan saya, saya juga merasa puas dan sangat bahagia. Sungguh peristiwa yang tak terlupa dan benar akan saya simpan dalam memori.
Mengingat durasi yang kami punya tak begitu banyak, usai makan dan dirasa sudah cukup kuat untuk berjalan lagi, kami bergegas menuju tepian pantai. Ya apalagi kalau bukan demi konten ya kan…? Haha kami berfoto dan juga menikmati suasana tepian pantai. Menyapa ombak yang menjilat tepi pantai serta pasir hitamnya yang begitu lembut. Menurut sebuah review yang saya dapatkan saat membuka mesin pencari google, mendatangi pantai di daerah selatan seperti pantai Kaetawang ini lebih cocok ketika sore hari. Pantai ini akan terlihat jauh lebih eksotis ketika matahari mulai tenggelam. Untuk para pecinta senja, menjaring sunset di pantai ini tentu akan sangat membuat kalian bahagia. Ah ya… sayang sekali saya belum bisa mendapatkan momen itu. sebab jika kami menunggu sampai saat matahari tenggelam, mau sampai jam berapa baru tiba di rumah nanti? Hmm..
Ada saat ketika ombak mendekat ke bibir pantai. Kaki saya disambut oleh air dan bagai terseret ketika air itu kembali ke lautan. Kaki saya merasa nyaman ketika kulit telapak kaki bersentuhan dengan pasir lembutnya. Ini benar benar seperti yang saya dambakan beberapa bulan belakangan ini. ah mungkin juga tahun. Lupa kapan terakhir kali ke pantai…
“yuk… durasi.”
Berat rasanya meninggalkan tepian pantai Ketawang ini. tapi waktu terus bergulir dan kami tak boleh pulang terlalu larut. Masih ada satu objek yang harus kami sambangi. Yap. Taman bunga matahariiii… yeayy…! Matahari begitu terik. Tapi tak menyurutkan semangat kami. Melihat deretan tanaman bunga berkelopak kuning ini rasanya bagaikan mendapat energi ajaib yang langsung membuat bahagia.
“bye pantai ketawang…” ujar teman saya saat berjalan meningglakan lokasi pantai. Kami tertawa saat melihat mercusuar. Dan saling berujar bahwa ini adalah pengalaman pertama dan terakhir menaiki mercusuar. Kami terlampau takut. Haha cemen.
Ada beberapa kendala ketika kami pulang. Akhirnya saya baru tiba di rumah pukul setengah delapan petang. Ini adalah pengalaman yang menakjubkan bagi saya. Pantai Ketawang adalah destinasi wisata Paket Hemat Lengkap. Dalam satu lokasi, ada beberapa objek yang menarik untuk disambangi. Sewaktu saya tiba disana, tak begitu banyak pengunjung yang datang. Ini sangat disayangkan, mengingat tempat ini sangatlah bagus. atau mungkin benar seperti sebuah review di google bahwa puncak kunjungan adalah saat sore hari. Yang pasti, tempat ini sangat saya rekomendasikan untuk dikunjungi. Purworejo punya banyak daya Tarik bagi wisatawan yang mencari tempat rekreasi keluarga. Semoga kedepannya bisa lebih terangkat lagi dan dikenal masyarat luas.
Pesan saya, untuk kawan kawan yang mendatangi pantai, ayolahh…kalian jangan meninggalkan sampah ditempat ini. tempat ini sudah membuat kalian bahagia, lantas kenapa kalian harus membuat tempat ini sedih? Jangan tanggalkan sampah sembarangan dan berserak begitu saja. Jaga alam ini, maka alam akan menjagamu.
Salam.
0 Comments