Yang Tersenyum Disana
November 14, 2018Seperti biasa... kau menatapku dengan tatapan itu. Meski aku belum mampu mengenalimu dengan baik dan utuh, aku merasakan ketulusan itu. Kau bilang tak masalah dengan rentang jarak dan segala "jarak" yang membentang memisahkan kita. Meski kenyataannya orang lain berkata, itu adalah masalah. Aku merasa terombang ambing di tengahnya. Aku tak ingin terlalu terbawa arus perasaanku, tapi aku juga mulai menikmati segala rasa ini. Tak hanya menikmati, kurasa aku telah merasa nyaman dalam pusaran rasa ini.
Entah bagaimana kelak. Tapi aku berharap ada hal baik menanti. Kita akan meniti hal baik itu. Bukan hanya menanti datangnya tanpa berbuat apa apa. Meski memang nyatanya kita tak berdaya dipisahkan jarak. Tapi jangan menjadi tak berdaya dan melemah tuk memperjuangkan yang ingin kita capai.
Ada banyak pekan yang terlewat dan aku telah enggan untuk terus menghitung. Bahkan aku lupa kapan tepatnya kita bersua. Aku hanya suka dan bahagia melewati setiap waktu bersamamu. Meski itu hanya terhitung dalam menit. Tak banyak waktu kita. Namun aku yakin ini adalah proses menuju suatu masa dimana kita bisa bersama tanpa terhalang oleh apapun.
0 Comments