Segenang Memori di Embung Kledung
Februari 06, 2019Terkadang jika ditanya soal tempat wisata yang ada di Temanggung, saya sering kali bingung. Apa ya... sampai sampai saya merasa ragu karena tidak ada tempat tempat keren seperti di kota lain. Ohohohoho. Ternyata saya salah besar. Saya aja yang kurang jelajah dan terlalu kuper. Masih banyak sekali tempat menarik di Temanggung yang belum saya kunjungi. Ada juga tempat yang sudah cukup sering saya kunjungi tapi keindahannya sama sekali tidak berubah dan selalu membuat rindu. Seperti Embung Kledung misalnya. Embung adalah cekungan besar yang dapat menampung air hujan. Fungsinya adalah sebagai persediaan air ketika musim kemarau yang bisa digunakan untuk mengairi ladang. Selain itu, Embung juga punya fungsi estetis dan menjadi daya tarik wisata.
Embung Kledung terletak di desa Tlahab, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. Dengan latar pemandangan Gunung Sindoro, Embung Kledung tampak mirip dengan Danau Kawaguchi yang ada di Jepang. Selain dapat melihat pemandangan Gunung Sindoro, kita juga bisa melihat gagahnya gunung Sumbing saat melihat kearah selatan. Jadi, Embung ini letaknya berada di antara Sindoro dan Sumbing.
Saya merasa sangat tenang dan damai melihat genangan air di Embung yang beriak itu dan segerombol ikan yang berenang kesana kemari. Ada yang ukurannya jumbo ada juga yang kecil. Sangat menyenangkan bila cuaca sedang cerah. Rasanya akan betah berlama lama disini. Karena ada beberapa tempat duduk yang dinaungi sebuah kanopi dengan tanaman rambat yang sangat lebat.
Kemarin siang saya berangkat dari rumah ba'da dhuhur. Sempat khawatir kalau turun hujan. Tapi beruntung, saat sampai lokasi, cuaca cukup cerah meski sebagian gunung tertutup awan. Menjelang sore, kabut mulai turun dan saya harus segera meninggalkan Embung jika tak ingin terjebak hujan.
Ada berbagai kenangan yang masih tinggal disana. Dan ketika saya melihat rerumputan yang pernah menjadi saksi bisu momen kebersamaan saya dengan dua orang kawan saya dulu, saya sadar. Rupanya telah jauh berlalu. Saya teringat akan teman SMA saya. Kami bertiga sudah saling mengenal bahkan sebelum satu sekolah di SMA. Inggit, saya telah mengenalnya sejak kami masih SD dan akrab karena satu kelas di tempat bimbel. Sampai akhirnya kami SMP kami masih di satu bimbel yang sama. Kendati sekolah kami berbeda, kami cukup akrab. Pertemuan dengan Dwiyana juga karena ia bergabung di bimbel yang sama ketika SMP. Di SMA kami satu sekolah dan lagi lagi ketemu di tempat les lesan. Meski komunikasi yang terjalin antara saya dengan Inggit atau Dwiyana terbilang jarang, tapi jika bertemu kami masih merasakan kehangatan. Saya benar benar merindukan momen tersebut.
Duh jadi melankolis begini yah.
Saya tak lagi menghitung kemarin adalah kunjungan saya yang keberapa. Saya yakin esok atau entah kapan pasti saya akan kembali kesana.
0 Comments