Tentang Hari Ini dan Pertanyaan Tentang Hari Esok
Februari 26, 2019Saat kamera ponsel tak bisa bertindak seperti mata, tak bisa menangkap peristiwa dengan detail yang sama, pada saat itulah saya terdiam sembari terus berharap. Semoga apa yang terlihat dapat terekam di ingatan saya dan menjadi ingatan paling tajam. Awan mendung telah menghalangi sinar matahari sore. Menit menit menuju senja ini, matahari melakukan perlawanan terhadap awan kelabu itu. Maka yang terjadi, sinar matahari menembus awan dan membiaskan semburat warna warni. Jika dibilang pelangi, warna warna itu tak membentuk lengkungan setengah lingkaran seperti pada umumnya pelangi. Ia seperti gelombang, seperti selendang yang terbentang. Tapi saya melihat warnanya bertumpuk dari yang paling dalam, warna yang lebih gelap, dan paling luar, warna yang terang. Seperti pelangi.
Dari balik jendela cahaya matahari dan hangatnya masih dapat saya rasakan. Menembus kaca dan menghangatkan sebagian kamar. Menemani saya yang masih disibukkan dengan pekerjaan.
Ke Depok lagi ya say?"
Permintaan yang datangnya dari mbak bos sulit sekali untuk saya tolak atau abaikan. Apalagi ini memang berkaitan dengan pekerjaan. Mau tak mau harus berkata ya. Memang agar semua berjalan lebih lancar lagi. Setiap waktu ada evaluasi dan perbaikan. Kendati sejauh ini baik baik saja meski tim menjalani LDR haha. Namun biar bagaimanapun, saat ada yang harus diselesaikan dengan tatap muka, ya saya harus siap untuk berangkat lagi. Ah... sejujurnya tidak apa apa. Hanya saja, ini sudah mulai memasuki musim kemarau. Hawa panas dan gerah kota Depok sudah membayang. Satu lagi, jaringan layanan komunikasi yang biasa saya pakai akan mati kutu disana. Tiada hari hari santai berselancar di internet ketika senggang, dong? Harus ganti provider dulu?
Saya mengutarakan rencana itu kepada bapak dan ibu. Tentu saja beliau berdua memberikan izin. Malahan menyarankan saja untuk segera bertolak ke Depok. Ada rasa enggan, tapi juga rasa ingin. Saya teringat dengan dialog pada diri sendiri beberapa waktu yang lalu. Saya merasa keseharian saya begitu tenang tanpa gejolak apapun. Kemudian saya bertanya tanya, apakah setelah ini ada suatu hal yang membuat saya merasa sedikit khawatir dan dilanda kekalutan? Rupanya situasi itu kini saya hadapi lagi. Hari hari setelah ini mungkin tak sedatar seperti hari hari kemarin. Tapi semoga saja semua berjalan dengan baik.
Hal hal yang membuat saya merasa utuh adalah dapat melihat kedua orang tua saya. Berbincang dengan beliau berdua. Lalu saat penat saya bisa bermain main di dapur, memasak sendiri makanan yang ingin saya makan. Bagi saya memasak adalah upaya untuk melepas penat. Saat mendapatkan rasa yang nikmat dari masakan sendiri, saat itulah saya mencapai puncak kepuasan. Hidup saya menjadi lebih hidup dan bersemangat.
Disaat sebelum saya terlelap, saya bisa berbincang sejenak dengan yang disana. Lewat layar ponsel dan ungkapan rasa yang itu itu saja, saya sudah merasa begitu lega. Diantar rindu dan ingatan peristiwa saat bersama, saya menutup hari kemudian terlelap.
Hari hari esok saat saya membuka mata di tanah rantau, apakah akan setenang disini? Semoga semua berjalan dengan baik.
0 Comments