Membersihkan Sudut Sudut Tak Terjamah

April 08, 2024

 Semenjak Ramadhan tiba rasanya Temanggung jarang sekali sepi. Jalanan selalu padat terutama saat sore menjelang berbuka. Terlebih akhir akhir ini menjadi semakin ramai karena mereka yang ada di rantau sudah mulai pulang ke Temanggung. Belum lagi jika mereka pulang bersama pasangan dan anak anak. Saya ingin mengucapkan selamat datang di Temanggung ya, selamat berkumpul bersama keluarga.

Menjelang lebaran seperti sekarang, selain mudik apa sih kebiasaan yang kalian lakukan? Membuat kue? Membersihkan rumah? Berbelanja? Kali ini saya menyambut datangnya lebaran dengan berbenah. Lebih  karena memang rumah sudah berantakan dan beberapa sudutnya tak terjamah sih. Lagi pula, beruntung sekali suami sudah mendapat libur menjelang lebaran ini (hal yang nyaris tidak pernah terjadi sejak kami menikah). Kami sudah berencana untuk membersihkan teras di lantai dua yang terbengkalai sejak proyek tanam tomat jadi mangkrak hahaha. Kami juga merapikan ulang dapur serta teras belakang, membuang beberapa barang yang tidak berguna.

Sering kali saya merasa tak nyaman melihat kolong dapur yang berantakan dan banyak barang teronggok tak tersentuh. Namun saya merasa takut untuk berbenah sendiri. Saya tahu pasti ada kecoa bersembunyi di sana. Kesempatan kali ini mumpung mas sedang bersemangat beres beres saya memintanya untuk membantu membongkar barang barang. Benar saja. Ada beberapa kecoa yang berhasil ia basmi sebelum akhirnya saya mengambil alih semuanya. Mencuci ulang beberapa peralatan dan menata ulang.

Tanpa disadari, saya seperti ibu yang senang mengumpulkan wadah thinwall bekas. Mungkin dari hajatan atau membeli makanan yang dikemas thinwall. Saya mengumpulkannya dengan harapan "suatu saat bisa berfungsi lagi". Misal untuk menyimpan makanan sebelum dimasukkan ke kulkas atau foodprep. Sungguh perilaku yang sangat tidak selaras dengan salah satu dari 55 kiat hidup minimalis yang dikemukakan oleh Fumio Sasaki dalam buku Goodbye Things. 

Benda yang tidak kita butuhkan sekarang kemungkinan besar tidak diperlukan selamanya.
—hal.74

Ternyata memang benar adanya. Wkwk. Thinwall yang saya kumpulkan sama sekali tidak ada gunanya. Kecuali beberapa yang sudah saya pakai ulang. Saat isinya habis otomatis thinwall ini yang akan saya gunakan lagi untuk menyimpan bahan makanan, sedangkan yang lain tetap teronggok tak berfungsi. Maka tanpa ragu saya singkirkan saja ke tempat sampah 😅

Melihat rumah berantakan saat proses membersihkan, kadang membuat saya sebal. Maka untuk mengusir perasaan itu saya berbicara pada diri sendiri, "tak apa nanti juga beres kok. Hasilnya akan seperti yang diharapkan: bersih dan rapi."

this is how i really look like while cleaning 😆


Semua saya lakukan dengan perlahan sembari mendengarkan album Reaktan milik Zat Kimia. Hihi. 

Wah berbenah hari ini lumayan memuaskan. Namun ada beberapa bagian yang masih luput. Esok saya ingin melanjutkan membersihkan bagian bagian itu.

Lalu bagaimana kamu mengisi liburan jelang hari raya kali ini? Semoga tetap semangat dan sehat selalu, kawan!

You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling