Buku Gratis dari Seorang Kawan
April 09, 2018Pagi tadi sebuah paket datang melalui layanan salah satu jasa pengiriman paket yang cukup terkenal. Paket berisi dua buah buku berbeda genre. Kira kira sepekan lalu, seorang kenalan yang saya kenal melalui jejarang sosial bertanya, buku bacaan seperti apa yang saya suka. Lalu dia menawari apakah saya mau menerima buku darinya. Tentu saja jika hal itu berbau gratisan, saya tak menolak. Ini adalah kali kedua bagi saya mendapat kiriman buku. Pertama, saya memperoleh sebuah buku yang tergolong sebagai Albuk, album buku berjudul Konspirasi Alam Semesta, karya Fiersa Besari. Buku ini saya peroleh sebagai hadiah ulang tahun dari seorang teman baik di Cirebon. Kali ini, saya mendapat dua buah buku begitu saja. Bukan hadiah ulang tahun atau apapun. Nanti saya ceritakan kenapa saya mendapat buku buku ini.
Seorang yang amat baik itu saya kenal melalui facebook entah kapan tepatnya. Kalau tak keliru waktu itu saya masih duduk di bangku sekolah, kelas satu SMA. Saya mengenalnya secara acak saat dulu masih sangat menggemari sebuah band alternative rock asal asal Amerika. Berkat band itu, saya mulai mencari teman di dunia maya yang sama sama penggemar berat band tersebut. Namun diantara ratusan bahkan ribuan daftar nama itu, hanya dengan beberapa orang saja saya menjalin hubungan pertemanan hingga saat ini. Seperti teman yang satu ini. Jujur saja saya sudah lupa bagaimana dulu saya berteman dengannya. Saya hanya ingat beberapa hal. Dia sangat suka menulis, tulisannya bagus, dan dia juga tahu bahwa saya punya hobi menulis. Beberapa kali bertemu di media sosial berbeda tapi tenggelam lagi seiring dengan kelabilan saya mengurus media sosial. Sampai akhirnya awal tahun ini, saya menemukannya di Instagram saat mengikuti ajang menulis rutin 30 hari di bulan Januari. Sesuai dugaan, ternyata ia juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Kami berbincang lagi, dan berbagi pengalaman. Dari obrolan itu saya pun akhirnya tahu bahwa ia juga punya hobi fotografi. Bertukar username VSCOcam, dan akhirnya saya benar benar menyukai hasil jepretannya. Sederhana, apa adanya, namun punya kedalaman arti. Seperti memiliki jiwa dan menguraikan cerita.
Selain suka menulis dan memotret, ia sangat suka membaca buku. Setiap ada bazar buku murah di kotanya, ia tak pernah ketinggalan untuk berkunjung dan berbelanja. Melihat harga harga yang tertera amat murah, ia sangat bersemangat. Tak hanya sekantung, mungkin dua kantung kresek ia bawa pulang. Banyak buku yang sudah ia beli dan banyak pula buku yang belum sempat ia baca. Akhirnya, ia membagikan secara cuma cuma kepada saudara, teman, dan kenalan kenalannya. Mungkin ini menjadi semacam kebiasaan, dan saya menilainya sebagai kegiatan sosial. Ia berbagi dengan beberapa orang dan yang ia bagikan adalah buku. Bukankah itu sangat mulia? Ia punya impian untuk membangun sebuah komunitas baca bersama kedua adik perempuannya. Namun ia masih merasa belum cukup modal (buku) untuk membangun komunitas impiannya itu. Padahal saya menduga, pasti ia sudah punya banyak sekali koleksi buku bacaan. Untuk sesaat ini ia memilih untuk bergabung saja dengan komunitas baca yang sudah ada di Kota rantaunya. Setiap hari ahad, di acara Car Free Day, ia berkumpul dengan penggiat komunitas baca tersebut. Mereka juga menggelar lapak baca buku gratis.
**
Suatu hari Ia pernah bercerita bahwa dia punya cita cita ingin sekali pergi ke Jawa, terlebih ke Jogja. Dia benar benar terkesima dengan segala yang ada di kota tersebut; kebudayaannya, keseniannya, orang orangnya. Ya… sebab dia adalah seorang lelaki yang tinggal di Kota Jambi. Ia sendiri berasa dari Kuala Tungkal. Bang, mungkin kau belum sampai tanah Jawa, tapi buku pemberianmu sudah tiba dengan selamat di Jawa. Kelak, jika Alloh menghendaki, giliran kau yang kan tiba ke tanah Jawa. Jangan berhenti tuk bermimpi!
0 Comments