Semua Tentang Mi Instan

April 17, 2018


Apa yang ada dalam pikiran kalian saat mendengar frasa "mi instan" mungkin bungkus bungkus menarik berwarna warni, kepraktisan dalam memasak, cepat saji, beberapa merk mi instan, varian rasa yang beragam atau bahkan terngiang salah satu jingle iklan mi instan? Yah... mi instan adalah salah satu makanan yang begitu akrab di kehidupan kita.

Pengalaman pertama makan mi instan jujur saya lupa. Yang pasti waktu itu sudah terjadi belasan tahun yang lalu. Merek mi instan pertama yang saya nikmati juga saya sudah lupa. Disini saya tidak akan segan segan menyebut beberapa merek mi instan ya. 

Dulu saat saya masih TK salah satu merek mi instan yang paling terkenal adalah Sarimi. Di beberapa warung, mi instan yang paling sering di jual tentu merek ini. Sampai sampai Sarimi seolah menjadi kata yang bisa menjelaskan untuk satu barang yaitu mi instan. Meskipun mereknya bukan sarimi, tetap saja orang menyebutnya sarimi. Itulah dampak dari kepopuleran sarimi. 

Setelah Sarimi ada banyak merek lain bermunculan. Misalnya saja Indomie. Indomie seakan menggeser pamor Sarimi sebagai jawara mi instan di tengah masyarakat. Mi yang masih satu produsen dengan sarimi dan supermi ini hadir dengan berbagai pilihan rasa, diiklankan dengan jingle yang khas, dan hal hal menarik lainnya. Yang saya suka dari merek indomie adalah inovasinya dalam mengadopsi berbagai makanan khas nusantara menjadi ragam rasa mi instannya. Menghadirkan kepraktisan memasak dan memperoleh cita rasa dari masakan nusantara lewat rebus mi 3 menit kemudian mencampurnya dengan bumbu. Kita bisa menikmati mi dengan rasa rendang, empal gentong, iga penyet, cakalang, soto, dan masih banyak lagi. Itu yang ada sekarang, namun dulu sebelum tahun 2000 sekian hanya ada rasa yang biasa seperti ayam bawang, goreng dan soto. Meski demikian dari beberapa penikmat mi instan, indomie goreng tak pernah membosankan dan rasanya memang nikmat. Terbukti dengan munculnya makanan ringan berbahan kentang yakni Chitato dengan rasa indomie goreng. Ini merupakan sebuah kejutan. 

Menilik lagi ke belakang ada banyak merk mi instan yang pernah jadi favorit saya. Namun entah mengapa seiring berjalannya waktu merek tersebut hilang dari pasaran. Dulu saya pernah menggemari mi kadabra. Mi instan yang satu ini memiliki varian rasa yang unik. Misalnya saja rasa burger. Lalu ingatan saya sedikit mengabur, saya ingat dulu ada mi instan rasa pizza, barbeque, dan rasa unik lainnya ala masakan luar negeri. Saat saya membuka Google dan mencari nama mi instan itu adalah Chatz Mie. Chatz mie sendiri termasuk dalam indofood group. Memang saya akui bahwa produsen mi yang satu ini selalu hadir dengan inovasi rasa yang enak dan unik. Namun Chatz mie tidak bertahan lama. Ia menghilang begitu saja dari pasaran. 

Setelah menghilangnya Chatz Mie, indomie terus memunculkan produk baru. Ingat dengan indomie kriuk? Salah satu ciri yang dimiliki adalah mie ini dilengkapi dengan kremesan yang kriuknya lebih terasa. Saya masih ingat iklan mi Kriuk ini dibintangi oleh Tiga Diva. Tak hanya kriuknya yang jadi cirikhas, namun cita rasa pedas yang diberikan juga lain daripada mi indomie yang sudah beredar. Dengan kata lain pedasnya lebih mantap. 

Tidak berhenti di indomie, Supermi yang juga dari Indofood group, mencoba hal baru. Supermi hadir dengan rasa ayam bawang, kare dan soto namun tanpa kuah. Yap. Pasti kalian masih ingat dengan supermi GoBang, GoKar, dan GoSo? Produk ini juga tidak bertahan lama. Saya sangat menyayangkan hal ini mengingat rasanya yang cukup enak. Kini inovasi mi goreng rebus tanpa kuah ini diambil oleh indomie. 

Selain dari indofood group ada banyak merek mie yang jadi andalan saya. Seperti mi Gaga, Mi ABC selera pedas, mi nissin yang selalu membuat saya kangen, dan masiiih banyak lagi. Untuk kalian pecinta pedas tapi agak malas untuk menambahkan cabe  ataumungkin tidak  ada persediaan cabe, ada baiknya mencoba varian rasa dari mi gaga ekstra pedas. Pedasnya tersedia  dalam  tiga level. Ada level dua yang ditempati oleh mi kuah rasa soto. Level tiga yang ditempati oleh mi goreng rasa lada hitam, dan level terpedasnya adalah  dilevel 5. Di level lima ini, tersedia dalam dua jenis, kuah pada goreng. Ada kuah jalapeno, dan goreng jalapeno. Seperti yang sudah kalian tahu, Jalapeno adalah jenis  cabe asal Meksiko yang punya sensasi pedas kuat menggigit. Beberapa  yang sudah coba sih, bilang kalau pedasnya ngga kalah dengan samyang. Kalau  saya pribadi, baru  kali ini  makan mi instan produk Indonesia yang pedasnya minta ampun begini. Berasa mati rasa bibir saya jadinya. Haha

Namun diantara semua mie yang saya sebutkan memang yang dari indofood group lah yang paling enak dan punya banyak inovasi rasa. Tentu kalian setuju. Dan yang pasti ngga pernah bosan meski sudah  tahu rasanya.

Oh ya...berkaitan dengan kebiasaan saya yang suka mengamati iklan, saya juga lumayan ingat dengan slogan atau jingle iklan mie instan. 

Indomie: 

Saya hanya hafal tengah hingga akhirnya saja...

Indomie, Indomie seleraku
Indomie dari dan bagi Indonesia
Indomie seleraku...

Sarimi:
Dari aromanya terbayang kelezatannya

Haha...sampai saat ini sudah banyak merek mi instan. Bahkan ada cara yang lebih praktis dari merebus tiga menit, yaitu mi cup yang hanya diberi air mendidih.

Ah mi instan...makanan praktis dengan rasa yang enak. Tak ada yang bisa menolak kenikmatan dan kelezatan mi instan. Apalagi jika mengkonsumsinya saat sore, hujan turun dengan lebat. Mi instan rebus dengan tambahan telur rasanya nikmat sekali. Bisa juga ditambah sayuran seperti sawi atau kubis. Potongan cabe juga menambah kelezatan jika kalian adalah pecinta pedas.

Dulu saat saya masih sering menginap di tempat Bu dhe, menu favorit ketika menjelang malam adalah sarimi rebus dengan tambahan sawi. Bu dhe punya kebun sayur sendiri, jadi untuk memperoleh sayuran segar tentu sangat mudah. Tak hanya sawi terkadang brokoli juga ikut jadi campuran.

Saat sarapan pagi mi instan yang lumayan sering di masak adalah mi nissin goreng. Ibuk saya selalu punya cara agar nasi sisa kemarin yang masih bagus tak terbuang. Ibuk selalu mencampurkan nasi itu dengan mi nissin baru dicampur dengan bumbu. Terkadang ibuk nemabahkan sedikit kuah. Agar rasanya tidak terlalu hilang karena kuah, biasanya ditambah kecap. Haha.

Selain memasak dengan cara direbus dan konsumsi langsung, saya juga suka membuat mi menjadi omelette mi atau pizza mi. Digoreng dengan telur dan dicampur dengan irisan wortel. Pokoknya bagaimanapun cara penyajiannya mi instan tetap enak.

Mi instan itu, seperti candu. Sekali coba susah untuk benar  benar berhenti. Mungkin  ada yang berhasil menghindari  dan sama sekali tak mengkonsumsi dalam kurun waktu yang cukup lama. Namun  saya yakin, akan  ada masanya mencapai  satu titik dimana ia dimerindukan  mi instan.  dan akhirnya dengan senyum kenikmatan menghirup uap mi berbembu itu ia berkata...ah candu. Wkwkwk

Seorang teman berkata,
"ngapain pakai narkoba, kan  uda ada mi instan"

Silahkan terjemahkan secara bebas maksud dari pernyataan diatas. :v

You Might Also Like

0 Comments

BLOG ARCHIVES

TIFANNY'S BOOKSHELF

Harry Potter and the Half-Blood Prince
Angels & Demons
Mati, Bertahun yang Lalu
Le Petit Prince: Pangeran Cilik
Di Kaki Bukit Cibalak
Goodbye, Things: Hidup Minimalis ala Orang Jepang
Orang-orang Proyek
Guru Aini
86
Ranah 3 Warna
The Da Vinci Code
Animal Farm
Hacker Rp. 1.702
Mata Malam
City of Thieves
Yang Fana Adalah Waktu
Kubah
Harry Potter and the Sorcerer's Stone
9 Matahari
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982

• T I F A N N Y •

•  T I F A N N Y  •
INFJ-T ・ semenjana ・ penikmat musik & es kopi susu ・ pencinta fotografi ・ pecandu internet ・ escapist traveller ・ sentimental & melankolis ・ suka buku & aroma petrichor ・ hobi journaling