Obesesi Fotografi dan Inspirasi
April 20, 2018Belakangan ini, saya menjadi lebih terobsesi pada fotografi. Semula saya benar benar tidak bisa lepas dari kamera digital milik bapak. Namun semenjak kamera itu rusak, dengan sangat terpaksa kini saya memotret hanya dengan kamera smartphone. Saya memakai smartphone ASUS Zenfone C dengan kamera utama 5 MP. Awalnya kameranya seperti ada cacat entah bagian lensanya atau dimana. Setiap hasil fotonya ada tanda hitamnya dan meski kecil, itu cukup mengganggu. Selain itu, jika dipergunakan untuk memotret dengan teknik macro, kamera ini susah fokus. Jadi saya selalu menghindari teknik itu. padahal dulu saya sangat senang dengan teknik ini. Lebih mudah menghasilkan foto macro menggunakan kamera digital, karena yang saya punya hanya kamera itu. namun seoiring berjalannya waktu, lambat laun saya mulai puas dengan hasil gambar kamera smartphone ini. Biasanya, sebelum saya unggah, saya oleh terlebih dahulu menggunakan aplikasi VSCO. Aplikasi ini sangat membantu saya untuk mengeluarkan mood sebuah foto sesuai yang saya rasakan ketika melihat objek tersebut dengan mata saya.
Berkaitan dengan obesesi saya pada dunia fotografi, saya juga sangat menggemari Instagram. Bagi saya, instragram menjadi wadah untuk menyajikan hasil jepretan saya pada orang orang. Seperti sebuah gallery atau tempat pameran foto bagi saya sendiri. selain itu, saya juga bisa melihat karya orang lain yang juga bisa menambah wawasan serta menjadi inspirasi saya. Baru baru ini saya sedang menerapkan tone warna bernuansa kecoklatan dan hangat. Saya sangat terinspirasi dari karya ibu tiga anak asal Denmark. Beliau bernama Kat, ia adalah seorang penulis dan juga fotografer. Suaminya, kebetulan juga seorang fotografer yang bernama Sacha Maric. Saya sangat menyukai karyanya yang kebanyakan bernuansa hangat, kecoklatan. Selain itu, meski foto fotonya terbilang sederhana seputar kesehariannya dalam merawat ketiga putrinya, saya rasa foto itu seakan mampu bercerita banyak. Bercerita soal perasaan kehidupan mereka, dan keindahan. Saya merasa, Mrs. Maric ini mampu melihat sesuatu dari sudut yang berbeda sehingga mampu menghasilkan foto dengan komposisi yang sempurna. Teman teman bisa langsung lihat di instagram @littlekinjournal.
Selain Mrs. Maric, saya juga menyukai karya foto seorang pria asal Jepang bernama Masaki Matsuo. Pertama kali saya menemukan akun Masaki san, sebetulnya beliau dulu lah yang mengikuti saya. Melalui akun Tsunagu. Yang mana akun tersebut adalah akun brand hijab miliknya. Dia adalah founder tsunagu.id. Namun waktu itu saya sempat menonaktifkan instagram lebih dari satu tahun. Baru akhirnya ketika saya kembali lagi, saya mencari akun tsunagu id dan menemukan akun pribadi Masaki san. Tak disangka, Masaki san mengikuti balik akun saya! saya juga melihat dan merasakan sendiri bahwa beliau sangat ramah dan baik hati. Meski ia orang Jepang, dia menaruh perhatian khusus pada Indonesia. Dia sempat tinggal di Jakarta selama beberapa bulan. Mungkin sampai setahun lebih. Sebab ia sudah sangat cakap berbahasa Indonesia. Suatu hari, Masaki san berkomentar pada foto unggahan saya. Foto itu menampakan beberapa barang milik saya, seperti tote bag, sweater, rok panjang, kain khimar, kamera digital, buku diary, dan kacamata. Masaki bertanya apakah itu milik saya, dan saya balas ya. Itu kepunyaan saya. Dia mengatakan kalau foto saya ada sense. Hehe. saya senang sekali dengan komentar Masaki san. Meski ia boleh dibilang sudah cukup dikenal, tapi dia sangat ramah dan tidak pernah sungkan untuk berkomentar di akun followersnya. Bahkan Masaki san selalu sempat membalas DM yang masuk. Saya sangat kagum dengan kerendahan hatinya. Tadi pagipun Masaki san membuat saya sangat bahagia dan semangat. Beliau mengatakan bahwa foto foto saya bagus dan masaki san menyukai gaya foto saya. padahal malam sebelumnya saya berkunjung ke timeline nya dan sempat mengcapture. Hasil jepretannya sangat bagus dan sangat pro. Maka dari itu saya merasa bahagia. Masaki san adalah fotografer sungguhan yang jepretannya sudah pro, tapi dia menyukai karya saya yang masih amatir ini. dibandingkan masaki san, saya hanyalah remah remah malkis abon. :’ Saya benar benar tidak menyangka, beliau mengapresiasi karya saya. Hontou-ni Arigatou, Masaki san!!! Padahal Masaki san inspirasi saya.
Sekarang rasanya saya jauh lebih semangat dan ingin sekali menghasilkan karya yang lebih baik. Meski hanya mengabadikan objek keseharian yang sederhana, saya akan berusaha mengemasnya dengan baik. Seperti Mrs. Maric. Untuk itu saya akan terus berlatih sampai seperti Masaki san. Hehe semoga saya bisa.
Ps: oh ya, kalian bisa kunjungi dan ikuti instagram masaki san @masakimatsuojp dan juga jangan lupa ya, follow instagram saya @heytifanny
0 Comments