Pengalaman Minum Kopi
April 19, 2018Saya bukan seorang pecinta kopi atau peminum kopi yang secara reguler minum kopi tiga kali sehari. Bagi saya kopi adalah minuman yang akan saya nikmati ketika sedang pingin saja.
Pertama kali mengenal kopi mulanya suka iseng menambahkan satu sendok teh kopi pada susu yang waktu itu biasa saya minum. Saat itu masih TK besar. Sampai akhirnya saya mencoba menyeruput kopi hitam dengan rasa manis untuk pertama kalinya. Suatu hari ketika saya menginap di rumah embah, saya ikut mengikuti kebiasaan wedangan. Selepas subuh, mbah uti dan mbah kakung duduk di ruang tengah berbincang sambil wedangan. Saya yang saat itu menginap, ikut ikutan melakukan ritual tersebut. Segelas bentuk labu berisi larutan susu kental manis mbah uti buatkan untuk saya. Namun saya merasa penasaran dengan kopi yang mbah uti minum. Saya meminta izin untuk mencoba kopi itu. Dengan diiringi senyuman, mbah uti menuangakan kopi ke tatakan gelas, lalu meminta saya untuk hati hati saat menyeruputnya. Rasanya campuran antara pahit, asam, tapi juga ada rasa manis dari gula.
Saya lebih sering menyeduh kopi kemasan. Kopi dengan berbagai macam varian rasa, berbungkus warna warni ceria. Katanya kopi, tapi entah hanya berapa persen kadar kopinya. Sangat sedikit mungkin. Saya tidak pernah tahu kopi seperti apa yang ada di keseharian pecinta kopi atau penikmat kopi sejati.
Suatu hari saya pernah menicicip kopi merapi. Kopi itu disajikan dengan campuran susu. Tempat ngopinya sudah sangat terkenal dan akrab bagi para pecinta kopi khususnya kalangan mahasiswa Yogyakarta. Kedai itu berada di lereng gunung Merapi. Bagi saya yang kurang bisa membedakan rasa kopi, kopi merapi seperti kopi pada umumnya. Namun yang membuat saya takjub, meski tekstur bubuknya sama dengan kopi yang selama ini saya temui, saat diseduh endapan kopinya sedikit sekali.
Waktu itu, saya lebih suka menyeduh kopi merapi dengan tambahan susu kental manis. Pertama tama saya masukan bubuk kopi ke dalam cangkir. Lalu saya tambahkan satu sachet susu kental manis. Saya aduk rata keduanya. Baru setelah tercampur, saya tuangi air panas dan aduk lagi. Dengan cara demikian, buih akan muncul ke permukaan. Entah mengapa bisa demikian. Mungkin ada udara yang sempat terjebak diantara campuran susu kental manis dan kopi. Keduanya terlalu lengket dan menjebak udara yang ada di dalamnya. Sehingga ketika air mengencerkan keduanya, udara itu terlepas ke permukaan dan terbentuklah buih. Itu hipotesis saya.
Saya sangat menyukai rasa manis. Sehingga saya tidak bisa minum minuman yang punya rasa pahit. Tapi saya penasaran dengan kopi tanpa gula. Kebanyakan penikmat kopi yang benar benar ingin menikmati kopi, biasanya tak pernah mencampurkan gula pada kopinya. Saya pun mencoba cara itu. Tapi, saya mencoba untuk memisahkan seduhan kopi saya dari endapannya sebelum saya meminum kopi itu tanpa gula. Dan ternyata rasanya tak terlalu pahit.
Ada satu pengalaman yang tak terlupakan. Ini terjadi sekitar seminggu yang lalu. Ketika itu saya baru saja selesai membuat tahu isi. Sebagai teman makan gorengan, saya menyeduh kopi hitam dengan tambahan gula. Rasanya cukup legit. Saya menikmati tahu goreng yang renyah sembari ngopi. Ada saat yang membuat saya merasa nikmat yang luar biasa. Yaitu ketika saya mengunyah gorengan dan sebelum saya telan, saya sengaja menyeruput kopi. Lalu antara gorengan dan kopi itu bercampur di dalam mulut saya. Sensasinya sungguh luar biasa.
0 Comments