Saya sangat suka mengamati orang-orang. Dulu ketika saya masih sering bolak balik Magelang Temanggung berkendara bus, momen perjalanan selalu memberi banyak inspirasi. Tak semua yang saya tulis di blog pribadi adalah pengalaman pribadi. Saat melihat seseorang di bus saya membayangkan kehidupan seperti apa yang ia jalani. Saat melihat kawanan burung di sawah, melihat bunga bunga tebu. Kisah teman teman, kisah dari lagu yang saya dengar, atau hal hal yang tiba tiba terlintas ketika menikmati tahu isi. Terkadang semuanya terjadi begitu saja. Bahkan saya pernah membuat tulisan bernuansa kelam gara gara sedang nyeri haid. Saya pernah membicarakan ini bersama Arisa. Rasa rasanya Arisa yang paling banyak tahu perjalanan menulis saya sejak tahun 2014 (halo Arisa...hehe) 

Saya sangat suka menulis. Sejak SD saya punya buku harian yang saya isi dengan curhatan seputar kegiatan di sekolah, membicarakan teman sebangku yang usil, dan cerita tentang anak baru yang saat berbicara selalu mencondongkan badannya ke arah saya sampai muncul rumor aneh tentang kami. 

Ada waktu di mana saya selalu kehilangan kepercayaan untuk berteman. Karena ketika saya sudah merasa nyaman dengannya dan becerita segala hal dia justru berbalik menikam. Maka menulis menjadi pilihan untuk menguraikan benang benang kusut di kepala. Menulis menjadi salah satu media berkomunikasi yang paling saya sukai. Sampai saya punya cita-cita, menyenangkan bila suatu hari bisa menerbitkan buku sendiri. Seperti yang dialami Bung Fiersa Besari. Dua bukunya yakni Garis Waktu dan Konspirasi Alam Semesta berangkat dari tulisan-tulisannya yang pernah ia muat di blog pribadinya. Ahh tapi apakah terlalu muluk ya impian  itu? Saya tidak pernah ambisius. Bisa menulis di blog pribadi rasanya cukup. Namun jika kesempatan dan kemujuran seperti yang Bung dapat mampir ke kehidupan saya, ya tentu nanti akan saya sambut dengan penuh syukur dan semangat!

Untuk bisa menulis tentu hal paling utama adalah membaca. Saya sangat mengagumi beberapa penulis di antaranya ada Pak Ahmad Tohari, Ibu Suri Dee Lestari, Pak Cik Andrea Hirata, Mbak Ayu Utami, Mbak Okky, Mbak Ayu Utami, dan masih banyak lagi. Namun membaca saja rasanya masih kurang. Karena toh saya tidak serajin itu membacs buku hehe. Salah seorang teman yang selalu memberi semangat juga pernah bilang, mendengarkan podcast menjadi salah satu cara untuk memperkaya perbendaharaan kosakata sekaligus cara menggunakannya dengan tepat. Memang benar adanya. Saya merasa beruntung hidup di zaman sekarang karena semua bisa dengan mudah diakses lewat genggaman tangan saja sembari mengerjakan pekerjaan rumah atau rebahan. 

Saya ingin menyapa para pembaca yang mungkin saja baru menjumpai blog saya akhir akhir ini. Selamat datang...terima kasih karena bersedia membaca berbagai hal yang datangnya dari kegaduhan pikiran saya. Meski blog ini merupakan blog pribadi seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya, apa yang tertulis tak seluruhnya berasal dari pengalaman pribadi. Meski semua tulisan di sini berangkat dari riuh pikiran melalui pintu pintu jemari saya, tapi ketika mereka sudah berlarian keluar, bukan lagi milik saya. Mereka bebas menemui siapapun. Mereka bebas menggelitik pikiran siapapun dan menetaskan berbagai sangkaan. Saya tak lagi punya hak atas mereka. Mereka adalah anak-anak yang bebas bertualang kemana mereka mau. Kendati demikian saya tetap ingin menjadi ibu yang mengemban tanggung jawab atas mereka. Apabila ada hal yang kurang berkenan, beribu maaf saya sampaikan. 

Sekali lagi terima kasih untuk semua kawan pembaca. Selamat datang dan salam kenal. Kolom komentar senantiasa terbuka untuk sakadar menyapa atau berbagi kisah. ^^

Tifanny

Temanggung, 26 April 2024