Polka Wars Goes to Yogyakarta
Mei 05, 2018![]() |
foto lawas (2015) dari instagram @polkawars |
Ah sungguh petang yang penuh kebahagiaan. Terlahir dari percakapan ringan nan hangat antara penyiar radio Geronimo Jogja dengan keempat personil Polka Wars. Yap Sabtu ini Polka Wars baru saja tiba di Jogja dari Jakarta. Ahad besok tanggal 6 Mei mereka akan tampil di acara Exposure Yogyakarta yang diadakan di Ambarukmo Plaza. Untuk itu sekalian biar bisa menikmati Yogyakarta, mereka memilih untuk tiba lebih awal. Sejak pagi saya sudah ikutin terus mereka lewat snapgram. Mereka benar benar take off dini hari. Pagi hari saat sudah di Jogja, mereka bertandang ke warung soto Kadipiro. Mereka rela menunggu karena pada saat itu, warung masih tutup. Beranjak agak siang mereka main ke sebuah tempat. Tempat itu dipenuhi pasir. Saya menduga itu adalah Pantai Parangkusumo, dibagian arena olahraga seluncur pasir. Kemudian, memasuki jam makan siang, mereka bertandang ke sebuah warung makan yang saya lihat konsepnya rumahan sekali, dari keterangannya sih mereka ada di warung Mangut Lele. Itu adalah kali pertama bagi mereka mengunjungi warung tersebut. Nah baru petang harinya mereka mampir ke Geronimo FM.
Lewat Geronimo ini saya tahu ternyata tadi sempat mencar juga mereka. Bang Deva nyamperin Danilla dan krunya yang lagi sound check. Sedangkan Bang Dega menyempatkan diri bertemu bang Poppy Airil, bassist ERK yang katanya sedang ulang tahun. Tadi pun di segmen awal bang Dega sempat telat. Saya jadi ingat sewaktu interview dengan Zora Radio Bandung tempo hari saat penyiarnya memberikan pertanyaan, siapa yang paling sering telat. Ternyata benar terbukti kalau bang Dega yang suka telat. Haha.
Yep…jadi meskipun disetiap acara ngobrol bareng Polka Wars (semacam interview gitu) pasti bahasannya masih sama seputar itu itu saja. Masih tentang apa arti Polka Wars yang selalu di jawab bang Aeng…ga ada artinya, Cuma biar gampang nyarinya di google. Lalu tentang gimana mereka bisa ikut kompetisi Converse Rubber Tracks yang akhirnya lolos jadi pemenang, lalu juga pengalaman mereka di New York sebagai hadiah kompetisi tersebut. Memang semuanya sama, tapi rasanya selalu ada hal baru yang terungkap setidaknya baru saya ketahui saat ini. Seperti misalnya saja di New York dulu bang Aeng sempat jadi korban pemalakan. Hahaha. Gokil. Sebenarnya sih masih kalah gokil dari kejadian yang dialami bang Dega. Saya ingat di Sound from the Corner 88 sec, bang Aeng bilang “waktu itu Dega subuh subuh udah bangun, padahal anaknya jarang sholat subuh. Tapi dia uda mandi, eh ga taunya dia ditaiin sama anjing.” Hahahahahhaha. Dan bang Aeng mengatakan itu tanpa ada rasa sungkan apalagi bersalah. Haha. Saya menyimpulkan pertemanan mereka memang sudah cukup solid dan tidak ada lagi kepura puraan. Terlebih memang bang Aeng dan bang Dega sudah satu sekolah sejak SD.
Balik lagi soal siaran di Geronimo. Mereka juga bercerita tentang bagaimana proses mereka dalam menciptakan lagu. Menyinggung soal lagu Rangkum yang akhirnya menjadi lagu pertama berbahasa Indonesia bagi Polka Wars. Awalnya karena ada rasa malu saat rekaman di New York. Mereka yang dari Indonesia kok ngga bawain lagu bahasa Indonesia. Akhirnya bang Deva mencoba memantapkan lagu yang tengah ditulisnya menjadi satu lagu utuh. Sebetulnya juga beberapa tahun belakangan ini personil lainnya juga sudah menabung beberapa lirik untuk dikeluarkan pada album kedua mendatang. Dan ternyata kebanyakan lagu itu mereka tulis dengan lirik berbahasa Indonesia. Mereka merasa semuanya sudah jauh lebih baik. pemilihan diksi dan segi puitisnya mereka merasa sudah cukup layak. Lalu, sang penyiar melempar pertanyaan, siapa penulis yang menginspirasi mereka. Bang Aeng mengaku bahwa selama ini memang cukup rutin membaca, tapi ia merasa sulit untuk menentukan siapa penulis panutannya. Sebab memang yang dia baca adalah buku ekonomi atau bisnis. Sedangkan untuk karya literatur lain ia agak jarang. Ya saya sedikit geli sih dengan jawaban Bang Aeng haha. Tapi dia menambahkan, dari baca itu juga kan bisa nambah perbendaharaan kosakata. Tapi buat karya musik dan lirik yang mungkin cukup menginspirasi, dia bilang bahwa ERK dan SORE lah panutannya. Wehhh satu selara nih. Nah saya ingin singgung sedikit. Saya juga merasa kalau bang Aeng warna vokalnya hampir mirip dengan om Ade Paloh dari Sore. Bedanya sih menurut saya suara bang Aeng cenderung lebih berat ketimbang om Ade. Tapi asli deh warna suaranya hampir mirip.
Baiklah lanjut. Kalau dari bang Billy, dia mengaku bahwa dia mengidolakan karya Wiji Thukul dan Pramoedya Ananta Toer. Jadi dia membuat lirik sebetulnya juga jadi sebuah penghargaan dan wujud kekaguman akan karya beliau berdua.
Pembahasan kembali lagi ke band. Bang Aeng cerita dulu sewaktu awal bikin band adalah tahun 2011, saat dimana dia masih kuliah dan jadi pribadi yang idealis. Makanya dia punya pemikiran kalau bikin band harus jelas tujuannya. Jangan membuat karya yang justru malah jadi pengaruh buruk ke orang lain. Sebisa mungkin, bawain sesuatu yang membawa pengaruh positif. Hal itu disambut dan didukung oleh bang Dega dan bang Billy. Lalu juga bang Deva yang muncul belakangan. Karena dia adalah kakak kelas dari ketiga sekawan itu, awalnya memang terasa agak canggung. Tapi seiring berjalannya waktu sampai tiga tahun lamanya mereka berhasil membangun pondasi yang kuat. Itulah kunci mereka agar bisa saling memahami dan menemukan kesepakatan dalam setiap hal yang harus diputuskan untuk keberlangsungan band. Terutama saat proses berkarya. Misalnya saja, mereka benar benar bisa saling paham dengan ide ide yang terlontar dari setiap personil. Mendukung dan mewujudkannya menjadi sebuah karya. Saya salut dengan mereka berempat.
Sebetulnya saya ingin sekali melihat penampilan mereka besok Ahad. Namun sayang mereka baru akan tampil malam hari. Kata bang Dega paling cepet jam delapan mereka naik panggung. Sudah begitu yang bikin kepingin, mereka bakal bawain lagu baru mereka. Haaahh…. Sayang sekali. :’ saya cukup patah hati deh jadinya. Ah ya sudah, saya cuma bisa berdoa semoga acara besok berjalan lancar. Aamiin. Juga buat mereka yang masih mau menikmati suasana Jogja, kuliner, dan tempat tempat seru lainnya semoga juga diberi kemudahan. Sehat selalu dan pokoknya bener bener bisa menikmati deh. Kata bang Dega, mereka mau AADC tour. Hahaha.
**
Oh ya juga buat Geronimo FM terimakasih sudah undang Polka Wars dan puterin lagu lagu mereka. ada lagu Mokele bahkan juga Coraline yang jujur saja jarang sekali dipilih untuk diputar di radio. selain kedua lagu itu juga ada Rangkum, Moth and Flies dan ditutup dengan cukup indah dengan lagu Lovers. Makasih Geronimo. Kayanya mulai sekarang saya bakal lebih sering dengerin Geronimo. soalnya radio ini tidak hanya memutar lagu lagu dari arus utama tapi juga dari musisi Indie. tadi sempat dengerin lagu barunya om Mondo di Geronimo. sip lah pokoknya. kalo kata bang Deva sih Geronimo radio terkece sejak zaman maminya. lho.. maminya orang Jogja toh?
0 Comments