Yang Dinanti Telah Tiba di Tujuannya
Mei 14, 2018![]() |
dokumen pribadi |
Jujur, saya belum mengikuti karya karya Bung lagi selepas novel KoLaSe. Saya melewatkan Catatan Juang yang mana novel itu disebut sebut sebagai kisah sempalan KoLaSe. Tentu saja akan sangat menyenangkan jika bisa memiliki dan bisa membaca buku tersebut. Mengingat saya amat sangat terksesan dengan novel KoLaSe. Bisa jadi Catatan Juang adalah obat rindu pada sosok lelaki yang bernama Juang. Namun berbagai kendala membuat saya belum bisa mendapatkan buku itu. Saya tinggal di sebuah Kabupaten yang belum memiliki outlet buku resmi satu pun. Kalau cuma toko buku ya ada, banyak. Buku tulis misalnya *eh. Tapi untuk menyediakan buku buku secara update, belum ada. Dan alasan lainnya adalah tentu masalah finansial. Ya mau bagaimana, novel KoLaSe ini saya dapatkan secara cuma cuma atas kebaikan hati teman saya. Novel tersebut menjadi kado berkurang umur bertambah angka ke 23. Saya menutupi rasa kecewa saya dengan mencoba abai. Lama saya tak mengikuti update aktivitas Bung, Sampai akhirnya, tau tau Bung hendak merilis karya terbarunya.
Saat pengumuman Pre Order Arah Langkah dirilis berikut toko buku online yang menyediakan, saya mulai berfikir. Mungkin ini saatnya saya mengambil kesempatan. Sebelum melakukan pre order, masih ada sisa beberapa hari sebelum hari H yakni tanggal 4 Mei. Saya langsung menghubungi teman saya yang satu kampus. Saya tahu betul dia adalah fans terberat Bung dan dia juga mengkoleksi karya karyanya termasuk yang terakhir adalah Catatan Juang. Saya bertanya padanya bagaimana mendapatkan buku itu, dan jikalau pre order, lebih baik pesan lewat toko buku online yang mana? Tentu saya ingin mendapat masukan mengenai toko buku yang bisa diandalkan. Rupanya dia sendiri mendapatkan buku itu dari Gramedia di Jogja. Lalu saya beralih pada dek Alfi, mirip dengan teman saya tadi, dia juga selalu mengikuti setiap karya Bung. Akhirnya padanyalah saya mendapat pencerahan. Bahkan saya tahu info waktu pre order dan beberapa toko buku online juga darinya. Syukurlah rupanya dia juga sudah cukup berpengalaman dalam hal jajan buku lewat toko online. Setelah melewati diskusi panjang, akhirnya kami berdua memutuskan untuk memilih Berdikari Book. Lewat website resmi Berdikari Book, tanggal 4 Mei sekitar pukul delapan pagi kami sudah stand by. Kira kira delapan lebih tujuh menit saya langsung melakukan pemesanan. Setelah itu kami menunggu sms balasan dari pihak Berdikari untuk memverifikasi. Syukur alhamdulillah setelah sempat khawatir tak kebagian, kami mendapat sms bahwa pesanan kami akan diproses. Lucunya, berhari hari setelah kami mendapat kabar soal terverifikasinya pesanan kami, buku dari Mediakita baru datang di outlet Berdikari bersamaan dengan tibanya buku di sejumlah Gramedia di Pulau Jawa. Saya agak gusar. Sebab beberapa orang yang tak ikut pre order justru sudah membawa pulang buku Arah Langkah. Tadinya saya berfikir,jika ikut Pre order akan menerima buku ini lebih awal. Datang tanggal 10 Mei di Outlet Berdikari dan mereka baru dikirim pada tanggal 11. Saya memakai jasa pengiriman paket Wahana dengan estimasi waktu dua hari. Tapi hari kedua jatuh pada hari Ahad. Maka Senin pagi saya harap harap cemas menanti abang kurir Wahana. Sampai ba'da dzuhur abang kurir belum juga datang. Saya pun menyerah, ah mungkin besok. Tapi pukul lima, pintu ruang tamu diketuk dan akhirnya bapak membuka pintu. Saya intip dari lantai dua. Ah pasti itu. Tak lama setelah pintu tertutup kembali, bapak memanggil saya. Alhamdulillah, paket telah tiba.
Sebetulnya saya tidak terlalu banyak mengikuti dan menjadi salah satu netijen yang antusias menantikan kelahiran Arah Langkah. Namun saya teringat akan perjuangan Bung yang menandatangani 5000 lembar kertas yang nantinya akan terbendel dalam novel keempatnya itu. Berangkat dari situlah saya mantap ikut Pre Order. Saya ingin menjadi bagian dari 5000 orang yang mendapatkan buku dengan tanda tangan sang penulis. Lagi pula menurut beberapa cuplikan mengenai buku ini, kiranya akan ada beberapa hal yang dapat saya ambil sebagai pelajaran. Saya mencium aroma nasionalisme yang amat kuat dalam buku ini. Aroma cinta pada Negeri yang Bung miliki, ia hembuskan dalam buku rilisan Mediakita ini. Dann...yang paling penting, alasan Bung melakukan perjalanan adalah untuk menyembuhkan hati dan perasaannya dari patah hati. hmmm mungkin lewat catatan perjalanan ini saya akan mendapat pelajaran tentang bagaimana menyembuhkan diri dari luka lama? atau yang lebih menakjubkan, saya bisa mengenali Indonesia dari catatan perjalanan Bung ini?
Setelah tadi sore paket ini datang, tentu hal pertama yang saya lakukan adalah unboxing sambil merekamnya untuk dikirim ke instagram story, biar kekinian seperti vlogger, hahaha. baru setelah itu saya sampuli dengan sampul plastik. Saya suka dengan desain sampulnya. Nuansanya agak gelap, didominasi warna hitam. Ada siluet orang hendak menceburkan diri ke laut. hmm laut atau danau ya ini saya belum bisa pastikan karena belum selesai baca. Yang pasti saya suka juga dengan warna langit yang nampak di sampul Arah Langkah. Langit senja yang berwarna lavender. Cantik sekali. Kepada Bung Fiersa, terimakasih sudah mau membagikan kisah ini pada kami. Bukumu ini sudah ada digenggaman, insyaalloh akan segera saya eksekusi. hehe.
2 Comments
Hahaha. Ketika kesabaran diuji. Aku belum selesai juga bacanya 😁
BalasHapusmayan buat ngabuburit dek ntar ini. jangan cepet2 diabisin wkwk :v
Hapus