Tiada yang tahu rintihan perihmu. Melawan semua keinginan itu. meski beradu dengan rasa yang perlahan menggerogotimu, tapi kau terus melawan demi sebuah kemenangan. Kau percaya kemenangan itu kan kau raih. Daripada kau mesti menyerah dan dilumat rasa yang penuh tipu daya. Kini kau tak lagi menyerahkan kesadaranmu. Kini kau tak menyerah dan menghamba pada kepalsuan. Kehinaan yang dibalut kelembutan. Semua itu palsu, seakan indah tapi menghancurkan. Bertahun tahun sudah kau tertipu dan menyerahkan dirimu sendiri pada kehampaan. Semua itu nampak segar tapi kau kering dan mati di dalamnya. Kini kau coba tuk hidup sehidup hidupnya. Lantas ada waktu saat dimana kau kembali dijerat sulur sulurnya. Yang datang dari kegelapan. Kau melawan dan terus melawan. Tak mudah dan sakit itu menyayat. Rasa perih menjalari setiap denyut nadi. Racun itu telah bersembunyi dibalik sel sel darahmu.

Adakah kau menyerah seperti kala yang sudah sudah? Tidak. Adakah kau tertipu lagi seperti kemarin? Tidak. Kau telah mendaki dan tiba dititik puncak ini. Kau tak ingin menjatuhkan dirimu lagi ke jurang itu. Remuk redam tubuhmu jika terjatuh. Tak tahu apakah mampu mendaki ke permukaan lagi, sedang tubuhmu hancur berkeping keping. Mampu kah kau mengumpulkan kepingan dirimu yang telah berserakan? Waktumu, tak ada yang tahu. Bagiamana jika waktu tak lagi berpihak padamu? Nasibmu kan berserakan menjadi kepingan yang terhinakan. Apa yang kau perjaungkan hilang sudah.

Bertahan dan terus lawan. Itu yang harus kau lakukan, hingga kau kan mencapai titik dimana gelap tak mampu lagi hadir. Sebab cahaya telah melingkupimu. Bertahan dan terus lawan, hingga suatu hari yang menggerogoti di aliran darahmu telah lenyap. Teruslah lawan dan pertolongan dariNya kan datang. Alloh kan memberimu petunjuk. Percayalah… kemenangan yang Dia janjikan pasti dapat kau raih. Bersungguh sungguhlah, jangan pernah menyerah sedetikpun.